New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street mendapat dorongan kuat pada Selasa (Rabu pagi WIB) dari peningkatan inflasi Tiongkok dan kemungkinan kesepakatan tentang dana talangan (bailout) Yunani tahap berikutnya untuk mencegah krisis yang kian dekat.
Pasar juga mendapat dukungan dari rebound komoditas-komoditas yang dipimpin oleh harga minyak.
Bank-bank, perusahaan industri seperti Caterpillar dan Boeing serta saham-saham unggulan (blue-chips) lainnya memimpin reli.
Sementara itu, Amazon menjadi peraih keuntungan terbesar di antara saham-saham berkapitalisasi besar, setelah meletakkan sebuah tantangan bagi YouTube yang dimiliki Google dengan streaming konten yang dihasilkan anggotanya.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 222,44 poin (1,26 persen) menjadi ditutup pada 17.928,35.
Indeks berbasis luas S&P 500 berakhir naik 25,70 poin (1,25 persen) menjadi 2.084,39, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq menguat 59,67 poin (1,26 persen) menjadi 4.809,88.
"Itu situasi dolar kuat-minyak lemah telah dieliminasi," kata Art Hogan dari Wunderlich Securities. "Itu hari pengambilan risiko; kinerja buruk sedang bekerja lebih baik. Ini adalah transisi yang sangat baik," tambahnya.
Kelompok mode Gap turun 11,5 persen setelah angka penjualan kuartal pertamanya mengecewakan 3,44 miliar dolar AS, menunjukkan berlanjutnya kesulitan untuk mengatasi pergeseran tajam pasar pakaian anak-anak muda di Gap utamanya, Banana Republic dan jaringan Old Navy.
Produsen obat Allergan naik 5,3 persen setelah dewan mengesahkan pembelian kembali sahamnya hingga 10 miliar dolar AS, termasuk 4-5 miliar dolar AS selama empat sampai enam bulan ke depan.
Medivation, perusahaan biotek pengembangan terapi kanker di San Francisco, turun 0,9 persen setelah mengatakan pihaknya telah memberikan Pfizer dan Amgen akses ke buku-bukunya untuk mendukung kemungkinan tawaran pengambilalihan, demikian AFP melaporkan.
(A026)
Saham-saham Wall Street didorong lonjakan harga minyak
11 Mei 2016 05:16 WIB
Layar pada bursa saham menunjukkan Indeks Dow Jones usai penutupan pasar di bursa saham New York. (REUTERS/Brendan McDermid)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: