Jakarta (ANTARA News) - Deklarasi Nahdlatul Ulama yang terdiri dari 16 poin kesepakatan para peserta "International Summit of Moderate Islamic Leader" (ISOMIL) tanpa disertai dengan rekomendasi ekspor gagasan Islam Nusantara.

Poin kedua deklarasi yang dibacakan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj saat penutupan ISOMIL di Jakarta, Selasa malam, secara garis besar menyatakan bahwa NU tidak bermaksud mengekspor gagasan Islam Nusantara ke seluruh dunia.

"Kami tidak memaksa agar gagasan Islam Nusantara diterima di seluruh dunia, Sengaja kami hilangkan kata ekspor agar tidak terkesan seperti kolonial," ujarnya saat ditemui seusai pembacaan deklarasi.

Meskipun demikian, lanjut Said, beberapa negara peserta ISOMIL tertarik untuk memperdalam gagasan Islam Nusantara yang diyakini bisa menciptakan harmonisasi antarumat beragama.

"Beberapa negara peserta menginginkan ISOMIL ini digelar lagi di negara mereka dan NU yang jadi koordinatornya," katanya mengenai forum yang digagas oleh PBNU sebagai langkah konkret dari KTT Konferensi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Apalagi menurut dia, Islam Nusantara yang diperkenalkan NU itu bukanlah mazhab atau aliran agama tertentu namun tipologi keislaman penduduk NUsantara yang memiliki beragam budaya.

Bahkan menurut dia, Islam Nusantara diyakini bisa melindungi segenap rakyat Indonesia dari berbagai upaya adu domba, terutama yang bermotifkan agama.

"Penguasa-penguasa di Timur Tengah itu terguling karena adu domba. Saat Husni Mobarak (Mesir), Moammer Khadafi (Libya), dan Saddam Hussein, terguling diharapkan ada perubahan. Tapi ternyata rakyat di negara-negara itu belum sejahtera, bahkan mereka masuk jurang konflik yang tidak tahu kapan akan berakhir," kata alumnus Universitas Ummul Qura, Arab Saudi, itu.

Sementara itu, di Inodnesia juga telah beberapa kali terjadi adu domba dengan mengatasnamakan agama. "Tapi kita masih bertahan karena kita punya antibiotik. Antibiotiknya ya NU itu," ujarnya.

Menurut Said, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan mengusulkan agar Said diberi kesempatan untuk bisa menyampaikan konsep Islam Nusantara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September mendatang.

Pemerintah sebelumnya juga telah meminta agar NU berperan serta dalam upaya mendamaikan beberapa negara di Timur Tengah yang terlibat konflik.

Demikian pula pemerintah juga mendorong NU untuk mengekspor gagasan Islam Nusantara yang diyakini dapat menginspirasi peradaban dunia.

ISOMIL yang digelar pada 10-13 Mei 2016 di Jakarta diikuti sekitar 400 orang dengan latar belakang pemuka agama, pimpinan politik, dan akademisi dari 35 negara, termasuk Indonesia selaku tuan rumah.