3.654 siswa SMP Gorontalo ikuti ujian nasional
10 Mei 2016 19:24 WIB
ilustrasi : UN Berbasis Komputer Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 1 Ciruas, Serang, Banten, Minggu (8/5/2016). Ujian Nasional tingkat SMP dan sederajat di Banten diikuti 198 ribu siswa. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc/16) ()
Gorontalo (ANTARA News) - Sebanyak 3.654 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengikuti ujian nasional (UN).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Abram Badu, Selasa mengatakan, jumlah sekolah yang mengikuti UN yaitu sekolah negeri 16 dan 5 sekolah swasta.
"Untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) baru diikuti oleh satu sekolah yaitu SMP Negeri 1 Kota Gorontalo, yang memiliki jumlah peserta UNBK sebanyak 354 siswa," katanya.
Menurutnya, dalam pelaksanaan UNBK jika ditinjau dari berbagai aspek sangat menguntungkan dan lebih sederhana.
"Dari aspek pelaksanaan sangat sederhana dan banyak hal yang dapat di efisiensikan seperti pembiayaan," ucap Abram.
Selain itu, Abram juga mengatakan, dari segi pengawasan tidak perlu banyak mobilisasi guru untuk mengawas, karena cukup menggunakan satu proktor dan satu teknisi, jadi dalam satu sekolah hanya butuh enam tenaga pengawas.
"Dari sisi penyiapan perangkat kesiapan UN, kita tidak perlu ada kertas dan sistemnya online dan dari sisi kecepatan dan keakuratan sudah terjamin," lanjutnya.
Abram juga menjelaskan dari segi integritas, UNBK sangatlah tinggi karena dijamin tidak ada kebocoran soal dan tidak ada siswa yang mencontek.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Abram Badu, Selasa mengatakan, jumlah sekolah yang mengikuti UN yaitu sekolah negeri 16 dan 5 sekolah swasta.
"Untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) baru diikuti oleh satu sekolah yaitu SMP Negeri 1 Kota Gorontalo, yang memiliki jumlah peserta UNBK sebanyak 354 siswa," katanya.
Menurutnya, dalam pelaksanaan UNBK jika ditinjau dari berbagai aspek sangat menguntungkan dan lebih sederhana.
"Dari aspek pelaksanaan sangat sederhana dan banyak hal yang dapat di efisiensikan seperti pembiayaan," ucap Abram.
Selain itu, Abram juga mengatakan, dari segi pengawasan tidak perlu banyak mobilisasi guru untuk mengawas, karena cukup menggunakan satu proktor dan satu teknisi, jadi dalam satu sekolah hanya butuh enam tenaga pengawas.
"Dari sisi penyiapan perangkat kesiapan UN, kita tidak perlu ada kertas dan sistemnya online dan dari sisi kecepatan dan keakuratan sudah terjamin," lanjutnya.
Abram juga menjelaskan dari segi integritas, UNBK sangatlah tinggi karena dijamin tidak ada kebocoran soal dan tidak ada siswa yang mencontek.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: