Jakarta (ANTARA News) - Skandal Panama Papers menjadi melebar setelah database besar berisi dokumen-dokumen mengenai sekitar 200.000 akun offshore diposting online untuk publik hari ini, kata BBC dalam laporannya.

Database ini terbuka untuk akses publik sejak Selasa pukul 01.00 WIB lalu pada alamat offshoreleaks.icij.org.

Panama Papers menyingkapkan bagaimana orang-orang kaya memanfaatkan perusahaan-perusahaan offshore untuk menghindarkan tagihan pajak dan menghindari penalti atau sanksi.

Perusahaan offshore adalah entitas legal namun kerap difungsikan untuk menyembunyikan asal dan pemilik yang serta untuk menghindarkan kewajiban membayar pajak.

Dokumen itu aslinya milik firma hukum Panama Mossack Fonseca dan dibocorkan oleh seorang sumber yang kemudian hanya dikenal dengan sebutan "John Doe". Mossack Fonseca sendiri membantah telah melanggar hukum.

Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) tadinya menginginkan database mereka itu tertutup untuk publik, namun kemudian mereka memutuskan yang sebalikya.

Sekitar 2,6 terabyte data dari 11,5 juta dokumen awalnya diberikan kepada koran Jerman, Sueddeutsche Zeitung, oleh "John Doe" sekitar setahun lalu.

Koran Jerman itu kemudian membolehkan ICIJ untuk mengaksesnya.

ICIJ menegaskan bahwa database online itu tidak akan menjadi banjir data konyol seperti pada organisasi Wikileaks.

"Database ini tidak akan termasuk catatan rekening bank dan transaksi keuangan, email dan korespondensi lainnya, paspor dan nomor telepon. Informasi yang sudah terseleksi dan terbatas itu disiarkan demi kepentingan masyarakat," kata ICIJ seperti dikutip BBC.