Menkeu: Timur Tengah pasar potensial bagi Indonesia
10 Mei 2016 16:48 WIB
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) didampingi Chairman WIEF Foundation Tun Musa Hitam memberikan keterangan pers tentang pelaksanaan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta, Selasa (10/5/2016). (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/foc/16)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kawasan Timur Tengah dapat menjadi pasar potensial bagi Indonesia yang saat ini menjadi salah satu negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia.
"Kita bisa mencari diversifikasi pasar ekspor di Timur Tengah dan mengundang turis dari kawasan tersebut, agar dampaknya positif ke Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Bambang mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam (IDB) pada Mei 2016 dan Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) pada Agustus 2016 untuk mengundang minat investor Timur Tengah dan negara muslim lainnya.
"Kami akan menyelenggarakan IDB dan WIEF, pertemuan yang akan dihadiri delegasi pemerintah dan private sector. Ini merupakan strategi Indonesia untuk mencari jaringan dan dekat dengan negara Timur Tengah dan negara Afrika dengan populasi muslim besar," ujarnya.
Indonesia akan menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IDB ke 41 pada 15-19 Mei 2016 untuk mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi negara anggotanya seperti kemiskinan, rendahnya investasi dan pembiayaan infrastruktur.
Sementara, pada 2-4 Agustus 2016, Indonesia akan menjadi tuan rumah WIEF yang bermanfaat untuk mengenalkan potensi UMKM, pariwisata, seni budaya, busana serta industri kreatif Indonesia kepada dunia muslim.
Ketua WIEF Foundation, Tun Musa Hitam mengatakan Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang ideal karena memiliki kesamaan dengan tema WIEF 2016 yaitu "Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan".
Menurut dia, Indonesia merupakan pasar berkembang dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki sejumlah UMKM yang memiliki potensi untuk tumbuh berkembang secara internasional dan membuka lebih banyak kesempatan untuk berbisnis dengan komunitas global.
Selain itu, Indonesia merupakan pasar kuat di kawasan ASEAN, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu mesin yang penting dalam pertumbuhan ekonomi global, sehingga bisa menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.
"Kami memahami, pemberdayaan usaha merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia. Selain itu, sebagai negara dengan fundamental ekonomi kuat dan basis UMKM yang besar, Indonesia merupakan tempat ideal untuk mendorong kegiatan bisnis dan sejalan dengan tema forum," kata Tun Musa Hitam.
Sejumlah pemimpin negara, tokoh bangsa dan delegasi dari 100 negara di seluruh dunia, diharapkan dapat menghadiri WIEF ke 12 dan memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan dan peluang seputar dunia usaha dan membentuk peta bisnis secara global.
"Kita bisa mencari diversifikasi pasar ekspor di Timur Tengah dan mengundang turis dari kawasan tersebut, agar dampaknya positif ke Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, Bambang mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam (IDB) pada Mei 2016 dan Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) pada Agustus 2016 untuk mengundang minat investor Timur Tengah dan negara muslim lainnya.
"Kami akan menyelenggarakan IDB dan WIEF, pertemuan yang akan dihadiri delegasi pemerintah dan private sector. Ini merupakan strategi Indonesia untuk mencari jaringan dan dekat dengan negara Timur Tengah dan negara Afrika dengan populasi muslim besar," ujarnya.
Indonesia akan menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IDB ke 41 pada 15-19 Mei 2016 untuk mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi negara anggotanya seperti kemiskinan, rendahnya investasi dan pembiayaan infrastruktur.
Sementara, pada 2-4 Agustus 2016, Indonesia akan menjadi tuan rumah WIEF yang bermanfaat untuk mengenalkan potensi UMKM, pariwisata, seni budaya, busana serta industri kreatif Indonesia kepada dunia muslim.
Ketua WIEF Foundation, Tun Musa Hitam mengatakan Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang ideal karena memiliki kesamaan dengan tema WIEF 2016 yaitu "Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan".
Menurut dia, Indonesia merupakan pasar berkembang dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki sejumlah UMKM yang memiliki potensi untuk tumbuh berkembang secara internasional dan membuka lebih banyak kesempatan untuk berbisnis dengan komunitas global.
Selain itu, Indonesia merupakan pasar kuat di kawasan ASEAN, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu mesin yang penting dalam pertumbuhan ekonomi global, sehingga bisa menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.
"Kami memahami, pemberdayaan usaha merupakan bagian dari kebijakan pemerintah Indonesia. Selain itu, sebagai negara dengan fundamental ekonomi kuat dan basis UMKM yang besar, Indonesia merupakan tempat ideal untuk mendorong kegiatan bisnis dan sejalan dengan tema forum," kata Tun Musa Hitam.
Sejumlah pemimpin negara, tokoh bangsa dan delegasi dari 100 negara di seluruh dunia, diharapkan dapat menghadiri WIEF ke 12 dan memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan dan peluang seputar dunia usaha dan membentuk peta bisnis secara global.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: