BMKG memprediksi awal musim kemarau di Jabar pada awal Juni
10 Mei 2016 15:22 WIB
Seorang petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Banten mengamati alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Cendo Stock), di Lab terbuka BMKG Jalan Taktakan Serang, Banten, Senin (4/6). Menurut data BMKG Banten meski saat ini sudah masuk musim kemarau tapi potensi hujan masih bisa terjadi hingga Juli 2012 akibat adanya anomali cuaca karena pengaruh pemanasan global. (ANTARA/Asep Fathulrahman) ()
Bandung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi awal musim kemarau di wilayah Jawa Barat akan terjadi antara akhir Mei hingga awal Juni 2016.
"Musim kemarau tahun ini sedikit istimewa dalam artinya meskipun musim kemarau tapi masih bisa terjadi hujan dengan intensitas ringan dan lebat," kata Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti, ketika dihubungi ANTARA, Selasa.
Ia menjelaskan awal musim kemarau tahun 2016 di Jawa Barat sedikit lebih mundur jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Memang benar, tahun lalu akhir April hingga Mei itu sudah masuk musim kemarau," kata Yuni.
Menurut dia salah satu faktor penyebab mengapa awal musim kemarau tahun ini terjadi di antara akhir Mei hingga awal Juni karena suhu permukaan laut di perairan Indonesia yang masih hangat.
"Sehingga suplai penguapan masih tinggi yang menyebabkan masih terjadinya potensi pembentukan awal. Kemudian angin juga masih belum berubah tyakni belum ke timur arahnya," kata dia.
Oleh karena itu wajar jika di sejumlah daerah Jawa Barat seperti Bandung hujan dengan intensitas lebat masih terjadi pada sore hingga malam hari.
"Bisa dikatakan hujan yang terjadi sekarang itu penghabisan menuju awal musim kemarau. Tapi puncak musim hujannya sendiri di Jawa Barat sudah terlewati yakni pada bulan Maret dan April," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan mundurnya perkiraan awal musim kemarau di Jawa Barat kemungkinan juga disebabkan oleh fenomena La Nina.
"BMKG sendiri memprediksi tahun ini di bulan Agustus, September, Oktober sudah 53 persen akan terjadi fenomena La Nina. Tapi ini semua masih kami up date," kata dia.
"Musim kemarau tahun ini sedikit istimewa dalam artinya meskipun musim kemarau tapi masih bisa terjadi hujan dengan intensitas ringan dan lebat," kata Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti, ketika dihubungi ANTARA, Selasa.
Ia menjelaskan awal musim kemarau tahun 2016 di Jawa Barat sedikit lebih mundur jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Memang benar, tahun lalu akhir April hingga Mei itu sudah masuk musim kemarau," kata Yuni.
Menurut dia salah satu faktor penyebab mengapa awal musim kemarau tahun ini terjadi di antara akhir Mei hingga awal Juni karena suhu permukaan laut di perairan Indonesia yang masih hangat.
"Sehingga suplai penguapan masih tinggi yang menyebabkan masih terjadinya potensi pembentukan awal. Kemudian angin juga masih belum berubah tyakni belum ke timur arahnya," kata dia.
Oleh karena itu wajar jika di sejumlah daerah Jawa Barat seperti Bandung hujan dengan intensitas lebat masih terjadi pada sore hingga malam hari.
"Bisa dikatakan hujan yang terjadi sekarang itu penghabisan menuju awal musim kemarau. Tapi puncak musim hujannya sendiri di Jawa Barat sudah terlewati yakni pada bulan Maret dan April," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan mundurnya perkiraan awal musim kemarau di Jawa Barat kemungkinan juga disebabkan oleh fenomena La Nina.
"BMKG sendiri memprediksi tahun ini di bulan Agustus, September, Oktober sudah 53 persen akan terjadi fenomena La Nina. Tapi ini semua masih kami up date," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: