Jakarta (ANTARA News) - Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok memperkuat kerja sama pertukaran informasi untuk mencegah penyelundupan, dan memberantas peredaran narkoba.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso di Jakarta, Senin menuturkan, kerja sama melalui nota kesepahaman itu akan mencegah masuknya jenis-jenis narkoba dari Tiongkok.

"Jadi itu pencegahan, sehingga barang tersebut tidak perlu masuk ke Indonesia," kata Budi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Menurut Budi, dengan kerja sama itu intelijen Tiongkok akan senantiasa memberikan masukan-masukan BNN tentang pengiriman narkoba yang arahnya ke Indonesia.

Melalui penguatan ini, BNN berharap jaringan narkoba yang berasal dari Indonesia sampai Tiongkok bisa diketahui kedua belah pihak.

"Komitmen ini dalam rangka penindakan pencegahan masalah narkoba," kata dia.

Jika ada jaringan narkoba dari Tiongkok yang memasarkan barangnya ke Indonesia, maka pihak Tiongkok akan menginformasikan kepada Indonesia, begitupun sebaliknya.

"Kami hanya memberi informasi soal jaringan yang terlibat di sana. Komitmennya akan mereka tindaklanjuti. Akan ada tindak lanjut dari kerja sama ini, realisasinya seperti apa. Ini kan baru secara umum," tegas dia.

Meski tak menyebut detailnya, Budi mengakui bahwa peredaran narkoba dari Tiongkok ke Indonesia cukup banyak terutama melalui jalur laut.

Sulitnya, narkoba yang menuju ke Indonesia itu kadang pecah lagi ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

"Belum lagi yang ke Indonesia ada yang masuk ke beberapa bagian seperti lewat Aceh, Medan, Riau, Kalimantan, dan lain-lain," ucap dia.

"Sekarang bagaimana mereka (Tiongkok) mengatasi itu sehingga enggak keluar dan disalahgunakan di pasar bebas," kata Budi.