Aksi solidaritas YY serukan penguatan pendidikan moral
8 Mei 2016 12:12 WIB
Mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI serta organisasi lainnya melakukan aksi Solidaritas Moral untuk YY di Bundaran Simpang Lima Ratu Samban, Bengkulu, Sabtu (7/5/2016). Mereka mendesak pihak berwajib memberikan hukuman yang setimpal kepada 14 tersangka pemerkosaan dan pembunuhan YY. (ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Aksi Solidaritas YY untuk menyuarakan keprihatinan terhadap kasus siswi yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 tersangka, yang digelar di 14 kota di Indonesia, meminta pemerintah memperkuat pendidikan moral dalam kurikulum sekolah.
"Kekerasan yang menimpa YY beberapa waktu lalu merupakan tamparan buat kita sebagai bangsa, dan tentu saja kejadian tersebut menjadi ancaman bagi semua perempuan di Indonesia, yang bisa jadi adalah anak perempuan kita, teman, kakak, bibi, atau tetangga," ujar koordinator aksi Raja Juli Antoni di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.
Aksi di Bundaran HI tersebut dihadiri sekitar 100 warga yang sebagian besar merupakan ibu-ibu.
Raja Juli Antoni mengatakan yang lebih memprihatinkan adalah para pelaku tindakan kekerasan ini di antaranya dilakukan oleh anak-anak yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.
Pihak kepolisian menyatakan, telah dilakukan pengeroyokan, pemerkosaan, serta penganiayaan yang melibatkan 12 tersangka dengan tujuh orang berstatus anak-anak dan lima lainnya dewasa, dan mengakibatkan meninggalnya YY, pelajar SMP Negeri 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejanglebong.
Terkait dengan kasus tersebut, pria yang akrab disapa Toni ini menilai penguatan pendidikan moral dalam kurikulum sekolah perlu segera diinisiasi pemerintah.
"Sekarang, anak sekolah lebih banyak disuruh menghafal rumus, tapi internalisasi nilai moral kurang. Jadi ada masalah di sini, yang mana pendidikan gagal membebaskan masyarakat dari kekerasan," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, menurut dia, kini pemerintah perlu kembali mengintervensi kurikulum sekolah dan memperbanyak pelajaran yang "menggiring" anak-anak menjadi sadar moral sejak dini.
Gerakan yang digelar dengan mengumpulkan tanda tangan masyarakat, sebagai penegasan bahwa kekerasan seksual menjadi salah satu ancaman bangsa saat ini, dilaksanakan pada kegiatan "Car Free Day" di 14 kota, pada Minggu.
Kota-kota tersebut adalah Jakarta (Bundaran Hotel Indonesia), Bandung (CFD Dago), Balikpapan (Lapangan Merdeka), Bengkulu (Pantai Panjang Bengkulu), Gorontalo (Gelanggang Remaja), Palembang (CFD Kambang Iwak Park City), Padang (Tugu Perdamaian Pantai Padang).
Kegiatan ini juga digelar di Palangkaraya (CFD Bundaran Besar), Purwakarta (Situ Buleud), Kendari (Lapangan MTQ), Kupang (Lapangan Bola Kecamatan Kupang Barat), Kuningan (Jalan Siliwangi), Makassar (CFD Sudirman), Mamuju (Anjungan Pantai Manakara).
"Kekerasan yang menimpa YY beberapa waktu lalu merupakan tamparan buat kita sebagai bangsa, dan tentu saja kejadian tersebut menjadi ancaman bagi semua perempuan di Indonesia, yang bisa jadi adalah anak perempuan kita, teman, kakak, bibi, atau tetangga," ujar koordinator aksi Raja Juli Antoni di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.
Aksi di Bundaran HI tersebut dihadiri sekitar 100 warga yang sebagian besar merupakan ibu-ibu.
Raja Juli Antoni mengatakan yang lebih memprihatinkan adalah para pelaku tindakan kekerasan ini di antaranya dilakukan oleh anak-anak yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah.
Pihak kepolisian menyatakan, telah dilakukan pengeroyokan, pemerkosaan, serta penganiayaan yang melibatkan 12 tersangka dengan tujuh orang berstatus anak-anak dan lima lainnya dewasa, dan mengakibatkan meninggalnya YY, pelajar SMP Negeri 5 Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejanglebong.
Terkait dengan kasus tersebut, pria yang akrab disapa Toni ini menilai penguatan pendidikan moral dalam kurikulum sekolah perlu segera diinisiasi pemerintah.
"Sekarang, anak sekolah lebih banyak disuruh menghafal rumus, tapi internalisasi nilai moral kurang. Jadi ada masalah di sini, yang mana pendidikan gagal membebaskan masyarakat dari kekerasan," katanya menambahkan.
Oleh karena itu, menurut dia, kini pemerintah perlu kembali mengintervensi kurikulum sekolah dan memperbanyak pelajaran yang "menggiring" anak-anak menjadi sadar moral sejak dini.
Gerakan yang digelar dengan mengumpulkan tanda tangan masyarakat, sebagai penegasan bahwa kekerasan seksual menjadi salah satu ancaman bangsa saat ini, dilaksanakan pada kegiatan "Car Free Day" di 14 kota, pada Minggu.
Kota-kota tersebut adalah Jakarta (Bundaran Hotel Indonesia), Bandung (CFD Dago), Balikpapan (Lapangan Merdeka), Bengkulu (Pantai Panjang Bengkulu), Gorontalo (Gelanggang Remaja), Palembang (CFD Kambang Iwak Park City), Padang (Tugu Perdamaian Pantai Padang).
Kegiatan ini juga digelar di Palangkaraya (CFD Bundaran Besar), Purwakarta (Situ Buleud), Kendari (Lapangan MTQ), Kupang (Lapangan Bola Kecamatan Kupang Barat), Kuningan (Jalan Siliwangi), Makassar (CFD Sudirman), Mamuju (Anjungan Pantai Manakara).
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: