Jambi (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mendorong anggotanya untuk menerapkan teknologi baru alat pemadam kebakaran yang diberi nama "Sambbu Point" untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) khususnya di areal gambut.

Direktur Eksekutif APHI, Purwadi Soeprihanto di Jambi, Kamis, mengatakan, alat pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang mempunyai teknologi tepat guna dan lebih efesien ini akan dikembangkan ke anggota APHI khususnya yang bergerak di Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Alat itu baru dikembangkan dan nanti akan kita dorong anggota APHI terutama yang mempunyai lahan HTI yang jumlahnya sekitar 150 anggota supaya bisa menggunakan alat itu untuk pencegahan terjadinya Karhutla," kata Purwadi usai presentasi di hadapan Satgas Karhutla Provinsi Jambi.

Terciptanya alat tersebut, kata dia atas kerjasama APHI dengan salah satu pengembang alat, dan pihaknya akan memperluas dengan menyampaikan kepada anggotanya bahwa ada alat pencegahan karhutla yang efektif, tepat guna dan harganya tidak terlalu mahal.

"Karena selama ini kawan-kawan anggota asosiasi melihat dalam mengatasi kebakaran itu membutuhkan alat dan biaya yang mahal, sehingga kita ciptakan teknologi yang tepat guna dan tidak mahal supaya bisa digunakan oleh kawan-kawan asosiasi dalam pencegahan karhutla di areal konsesinya," katanya menjelaskan.

Menurut dia, cara kerja alat tersebut sangat mudah yakni hanya ditempatkan pada satu unit center yang kemudian disambungkan dengan selang air dan mensin genset, sehingga dengan alat tersebut bisa menyemprotkan air ke dalam lahan gambut hingga kedalaman sekitar dua meter.

"Alat ini memang diutamakan untuk di lahan gambut, karena begitu nanti gambut terbakarnya di dalam, dengan alat ini yang ditempatkan satu unit center yang disambungkan dengan selang dan mesin genset sudah cukup memadamkan api di dalam lahan gambut itu," katanya menjelaskan.

Dikatakannya, alat yang dinilai efektif untuk mencegah luasnya kebakaran di lahan gambut itu sebelumnya sudah dipresentasikan kepada Panglima TNI dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan mendapat respon baik.

"Respon pemerintah sangat menghargai sekali, Pak Panglima dan Ibu Menteri berharap alat ini dimodifikasi lebih baik lagi dan bisa diterapkan ke seluruh perusahaan," kata dia.

Pengembangan alat tersebut katanya akan difokuskan ke sejumlah provinsi yang terdapat areal lahan gambut yang setiap tahunnya mengalami kebakaran, berdampak pada bencanan kabut asap.

"Jambi, Riau, Sumsel, Kalteng, Kalbar dan Kalsel menjadi fokus kita untuk program pengembangan alat ini," katanya menambahkan.