Jakarta (ANTARA News) - Kandidat ketua umum DPP Partai Golkar, Priyo B Santoso, menyebut tantangan terbesar pemimpin eksekutif baru bekas partai politik penguasa ke depan adalah menyatukan perbedaan yang selama ini terjadi di kalangan internal.

"Tantangan terbesar ke depan adalah menyatukan kembali Partai Golkar. Kalau saya diberi mandat saya pasti akan menyatukan segala perbedaan," ujar dia, dalam acara sosialisasi Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, di Jakarta, Senin.

Dia juga tidak akan ragu membawa Partai Golkar menjadi partai mitra pemerintah berkontribusi dalam pembangunan. "Mudah-mudahan ini adalah proses demokrasi yang hebat di tubuh Golkar," kata Priyo.

Ketua Komite Pemilihan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Rambe Kamarulzaman, mengurai jadual terkait pemilihan ketua umum baru DPP Partai Golkar.


3-4 Mei: pendaftaran kandidat ketua umum DPP Partai Golkar.
5 Mei: verifikasi sekaligus hari terakhir melengkapi berkas persyaratan.
6 Mei: rapat pleno Panitia Pengarah akan mengesahkan nama-nama kandidat itu.

7 Mei: penyerahan surat keputusan kandidat ketua umum DPP Partai Golkar dan pengaturan jadwal sosialisasi kampanye di lima zona serta pengundian nomor urut.


Sebelumnya DPP Partai Golkar telah rapat pleno tentang Munaslub Partai Golkar di Bali pada 23-26 Mei 2016.

Rapat pleno juga menyepakati membebankan iuran Rp1 miliar bagi para calon ketua umum DPP Partai Golkar untuk pembiayaan Munaslub.

Sampai saat ini, nama-nama kandidat yang beredar adalah Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham (mengundurkan diri), Hutomo Mandala Putra, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Priyo B Santoso, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo, dan Wati Amir.