Menkes sambut kepulangan haji sakit dari Saudi
1 Mei 2016 23:52 WIB
Petugas medis menurunkan pasien yang juga jemaah haji Culan Kasim dari pesawat Aero Medical Aviation atau ambulans udara milik Arab Saudi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek beserta elemen Kementerian Agama menyambut kepulangan haji sakit yang merupakan korban tragedi Mina, Culan Kasim binti Kasim (58), yang dirawat di Arab Saudi selama tujuh bulan di negara tersebut.
"Tadi pas turun juga memakan waktu, karena harus tetap memasang alat pernapasan, lalu naik ambulans untuk dibawa ke RS Fatmawati. Nanti di Fatmawati masuk ICU. Jadi memang tanpa alat beliau tidak akan bisa napas," katanya sebagaimana dikutip laman kemenag.go.id di Jakarta, Minggu.
Menurut Menkes, Culan mengalami "heat stroke" sehingga mengalami gangguan pada bagian kepala dan otot-otot motoriknya. Kondisi Culan saat ini stabil hanya masih bergantung dengan alat pernapasan.
"Kalau kita lepas tanpa alat, beliau tidak bisa bernapas, karena otot-otot pernapasannya juga akan berhenti, sehingga dipasang semua alat pernapasan," kata dia.
Proses penyambutan Culan berlangsung singkat, mengingat yang bersangkutan harus segera dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan di RS Fatmawati.
Soal biaya pemulangan Culan, Menkes mengatakan proses pemulangan dengan menggunakan ambulans udara (medical evacuation/medevac) yang berbiaya sangat tinggi, namun biaya pemulangan Culan ditanggung Arab Saudi.
"Biaya pemulangan dari mereka. Begitu sampai di Fatmawati, Kemenkes yang akan mengatur dan mengelolanya. Kita punya BPJS dan keluarganya juga mempunyai Kartu Indonesia Sehat. Beliau adalah guru sehingga ada Askes dan BPJS. Nanti kita lihat perawatannya di sini tapi sudah tercover dengan Askes atau KIS," kata dia.
"Tadi pas turun juga memakan waktu, karena harus tetap memasang alat pernapasan, lalu naik ambulans untuk dibawa ke RS Fatmawati. Nanti di Fatmawati masuk ICU. Jadi memang tanpa alat beliau tidak akan bisa napas," katanya sebagaimana dikutip laman kemenag.go.id di Jakarta, Minggu.
Menurut Menkes, Culan mengalami "heat stroke" sehingga mengalami gangguan pada bagian kepala dan otot-otot motoriknya. Kondisi Culan saat ini stabil hanya masih bergantung dengan alat pernapasan.
"Kalau kita lepas tanpa alat, beliau tidak bisa bernapas, karena otot-otot pernapasannya juga akan berhenti, sehingga dipasang semua alat pernapasan," kata dia.
Proses penyambutan Culan berlangsung singkat, mengingat yang bersangkutan harus segera dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan di RS Fatmawati.
Soal biaya pemulangan Culan, Menkes mengatakan proses pemulangan dengan menggunakan ambulans udara (medical evacuation/medevac) yang berbiaya sangat tinggi, namun biaya pemulangan Culan ditanggung Arab Saudi.
"Biaya pemulangan dari mereka. Begitu sampai di Fatmawati, Kemenkes yang akan mengatur dan mengelolanya. Kita punya BPJS dan keluarganya juga mempunyai Kartu Indonesia Sehat. Beliau adalah guru sehingga ada Askes dan BPJS. Nanti kita lihat perawatannya di sini tapi sudah tercover dengan Askes atau KIS," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Tags: