Jakarta (ANTARA News) - Titik Sulastri, yang diperankan Ririn Ekawati, menangis sendu disudut ruangan sebuah pabrik garmen ketika atasannya, Pak Sindur, meminta ia berhenti bekerja, karena positif hamil. Seorang manajer personalia yang baru saja diangkat, Titik Dewanti Sari, yang diperankan Dinda Kanya Dewi, menghampiri buruh perempuan yang baru saja ditinggal sang suami tersebut.

Merasa iba, sang manajer menjamin buruh Titik tetap bisa bekerja, cuti masa melahirkan dan kembali ke pabrik usai melahirkan.

Sementara itu, Titik Kartika, yang diperankan Maryam Supraba, babak belur karena berusaha membela anak-anak Sekolah Dasar yang dipekerjakan sebagai buruh di bagian pengeleman pabrik sepatu.

Sebelumnya, Titik Kartika dan teman-temannya yang bekerja dibagian pengeleman pabrik tersebut dipecat lewat pesan singkat ponsel.

Ketiganya menceritakan tiga orang pekerja perempuan yang memperjuangkan kehidupan mereka ke tingkat yang lebih baik dalam "Tiga Titik Monolog".

Pertunjukan yang disutradarai Wawan Sofwan tersebut menceritakan kembali film yang tayang pada 2013 berjudul "Kisah Tiga Titik".

"Monolog ini bertujuan untuk memperingati Hari Buruh dengan cara yang lain. Kalau film kan sudah biasa," kata Wawan ditemui usai pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu.

Menurut Wawan, tidak sulit mengarahkan para pelakon monolog tersebut, karena dua di antaranya, Ririn dan Maryam, adalah pemeran film "Kisah Tiga Titik".

Sementara sebagai seorang aktris, Dinda hanya perlu menonton film tersebut untuk mendalami karakter Titik Dewanti Sari.

Dengan ruang dan waktu terbatas, Wawan berharap, media monolog mampu menyemarakkan Hari Buruh Nasional yang jatuh pada hari ini.