Menaker minta mahasiswa siap bersaing di MEA
29 April 2016 13:33 WIB
Ilustrasi - Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2015). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Serang, Banten (ANTARA News) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri meminta mahasiswa untuk siap bersaing menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kita memasuki dunia yang penuh persaingan, mau enggak mau harus siap bersaing. Meningkatkan daya saing itu tidak bisa dielakkan," ujar Menaker ketika memberikan sambutan di pembukaan workshop mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Jumat.
Hanif mengatakan dalam MEA, negara atau bangsa yang bisa memenangkan persaingan adalah yang memiliki karakter, keahlian dan kreativitas yang kuat.
Pemerintah, ujarnya, mendorong peningkatan daya saing antara lain melalui pendidikan vokasional (kejuruan) terutama bagi lulusan SD dan SMP yang jumlahnya mencapai 68 persen dari 122 juta angkatan kerja.
"Kalau pendidikan harus didorong ke pendidikan vokasi. Tapi ini harus dimasifkan, tantangannya di situ," ujarnya.
Salah satu cara mendorong peningkatan keahlian itu disebut Menaker melalui pemberdayaan Balai Latihan Kerja (BLK).
Pemerintah juga memfasilitasi kerja sama pelatihan BLK dengan negara lain untuk mempercepat peningkatan kompetensi.
"Sudah ada beberapa BLK yang kerja sama dengan negara lain misalnya di Bekasi kerja sama dengan Jepang," ujar Hanif.
Selain Jepang, pemerintah juga merintis kerja sama dengan negara lain seperti Jerman dan Swiss.
"Kita memasuki dunia yang penuh persaingan, mau enggak mau harus siap bersaing. Meningkatkan daya saing itu tidak bisa dielakkan," ujar Menaker ketika memberikan sambutan di pembukaan workshop mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Jumat.
Hanif mengatakan dalam MEA, negara atau bangsa yang bisa memenangkan persaingan adalah yang memiliki karakter, keahlian dan kreativitas yang kuat.
Pemerintah, ujarnya, mendorong peningkatan daya saing antara lain melalui pendidikan vokasional (kejuruan) terutama bagi lulusan SD dan SMP yang jumlahnya mencapai 68 persen dari 122 juta angkatan kerja.
"Kalau pendidikan harus didorong ke pendidikan vokasi. Tapi ini harus dimasifkan, tantangannya di situ," ujarnya.
Salah satu cara mendorong peningkatan keahlian itu disebut Menaker melalui pemberdayaan Balai Latihan Kerja (BLK).
Pemerintah juga memfasilitasi kerja sama pelatihan BLK dengan negara lain untuk mempercepat peningkatan kompetensi.
"Sudah ada beberapa BLK yang kerja sama dengan negara lain misalnya di Bekasi kerja sama dengan Jepang," ujar Hanif.
Selain Jepang, pemerintah juga merintis kerja sama dengan negara lain seperti Jerman dan Swiss.
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: