Kurs rupiah melemah menjadi Rp13.224 per dolar AS
29 April 2016 10:38 WIB
Ilustrasi - Petugas memeriksa tumpukan uang sebelum diedarkan ke sejumlah ATM di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (27/4/2016). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi bergerak melemah menjadi Rp13.224 per dolar AS.
"Dolar AS mengalami penguatan terhadap sebagian mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah setelah data klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat menurun," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia megemukakan, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir 23 April turun 9.000 menjadi 257.000 dari pekan sebelumnya yang direvisi menjadi 248.000.
Sebelumnya analis memperkirakan klaim tunjangan pengangguran naik sebanyak 12.000 menjadi 260.000 pada pekan lalu.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan dolar AS itu masih terbatas karena dibayangi laju ekonomi yang melambat. Dilaporkan, ekonomi Amerika Serikat tumbuh 0,5 persen di kuartal pertama tahun 2016 ini, terendah sejak kuartal pertama 2014. Sebelumnya, estimasi pertumbuhan Amerika Serikat oleh ekonom sebesar 0,7 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang minim memberikan petunjuk untuk menaikkan suku bunga acuannya (Fed fund rate) akan menambah beban bagi dolar AS ke depannya.
"Laporan data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi, serta minimnya sinyal dari The Fed untuk menaikkan suku bunganya akan menahan laju dolar AS lebih tinggi," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan, paket kebijakan ekonomi jilid XII yang telah diluncurkan dapat memengaruhi laju rupiah untuk bergerak di area positif.
"Sentimen internal cukup bagus apalagi estimasi inflasi April yang akan diumumkan pada awal pekan depan (Senin, 2/5) masih stabil," katanya.
"Dolar AS mengalami penguatan terhadap sebagian mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah setelah data klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat menurun," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia megemukakan, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir 23 April turun 9.000 menjadi 257.000 dari pekan sebelumnya yang direvisi menjadi 248.000.
Sebelumnya analis memperkirakan klaim tunjangan pengangguran naik sebanyak 12.000 menjadi 260.000 pada pekan lalu.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan dolar AS itu masih terbatas karena dibayangi laju ekonomi yang melambat. Dilaporkan, ekonomi Amerika Serikat tumbuh 0,5 persen di kuartal pertama tahun 2016 ini, terendah sejak kuartal pertama 2014. Sebelumnya, estimasi pertumbuhan Amerika Serikat oleh ekonom sebesar 0,7 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang minim memberikan petunjuk untuk menaikkan suku bunga acuannya (Fed fund rate) akan menambah beban bagi dolar AS ke depannya.
"Laporan data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi, serta minimnya sinyal dari The Fed untuk menaikkan suku bunganya akan menahan laju dolar AS lebih tinggi," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan, paket kebijakan ekonomi jilid XII yang telah diluncurkan dapat memengaruhi laju rupiah untuk bergerak di area positif.
"Sentimen internal cukup bagus apalagi estimasi inflasi April yang akan diumumkan pada awal pekan depan (Senin, 2/5) masih stabil," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: