Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta pada Kamis sore menguat 27 poin menjadi Rp13.175 setelah pada hari sebelumnya berada pada Rp13.202 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Yulia Safrina mengatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi turun menjadi 0,7 persen pada kuartal I 2016 dari 1,4 persen pada kuartal IV 2015.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang negatif itu kembali membuat dolar AS mengalami tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, tekanan dolar AS juga seiring dengan belum adanya sinyal dari bank sentral AS untuk menaikan suku bunga acuannya meyusul kondisi ekonomi AS dan global yang masih lambat.
"Dolar AS membutuhkan laporan yang lebih baik dari ekspektasi untuk dapat memulihkan perdagangannya. Sinyal pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat juga masih cenderung negatif," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil berdampak positif pada laju mata uang komoditas seperti rupiah. Kedepan, potensi penguatan masih cukup terbuka menyusul penurunan persediaan cadangan minyak AS.
"Penurunan cadangan minyak akan mendorong harga, yang akhirnya berdampak positif pada harga komoditas lainnya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (28/4), rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.204 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya (27/4) pada Rp13.173.
Rupiah menguat ke 13.175 per dolar AS
28 April 2016 18:11 WIB
Seorang petugas menghitung uang rupiah di Kantor Pusat BNI Jakarta. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: