Beijing (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan melakukan penyelidikan terkait dugaan maraknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong, Makau dan Taiwan yang menjadi sasaran ISIS.

"Hingga kini belum ada info akurat terkait itu, kami masih selidiki," kata Kepala BNPT Komjen Pol Tito Karnavian menjawab Antara di Beijing, Rabu (27/4) malam, usai mengikuti kegiatan Menko Polhukam RI Luhut Pandjaitan.

Menko Luhut memimpin delegasi Indonesia pada dialog kelima Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia-Tiongkok, serta melakukan rangkaian pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, anggota Polit Biro Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok dan Menteri Keamanan Umum Tiongkok, serta peninjauan industri strategis Tiongkok.

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan menargetkan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong buat diajak bergabung.

Seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia mengatakan kepada Oriental Daily News, bahwa banyak pekerja asal Indonesia yang menerima selebaran berisi perekrutan anggota ISIS dari sesama TKI.

Situs Asia One melaporkan, Selasa (24/3), selebaran ISIS itu mengatakan para TKI akan dipekerjakan di Tiongkok, yaitu di wilayah Xinjiang. Namun tidak ada kejelasan bentuk pekerjaan seperti apa yang ditawarkan pada mereka.

Ketua organisasi pelindung TKI yang enggan disebut namanya, mengungkapkan, perekrutan telah dimulai sejak dua tahun lalu, namun biasanya perekrutan itu dilakukan hanya oleh satu atau dua orang saja.

Tapi belakangan ini makin banyak orang bergabung dengan ISIS dan selebaran dibagikan di acara-acara pertemuan para tenaga kerja asing.

Ia juga menambahkan bahwa kelompok pembantu-pembantu tersebut memang berbeda dari grup pembantu lainnya, mereka sangat menyendiri dan misterius.

Joan Tsui, pejabat dari organisasi pelindung tenaga kerja asing di Hong Kong mengatakan kekhawatirannya tentang perekrutan ISIS oleh sesama buruh migran.

"Saya khawatir dengan beberapa pembantu yang terpengaruh secara emosional jika mereka bergabung dengan kelompok tersebut, mereka bisa saja menjadi temperamental dan mungkin akan membahayakan anak-anak yang mereka asuh", tegasnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan, "Ada beberapa negara yang rawan menyebabkan TKI sebagai pengikut organisasi ISIS, di antaranya Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Hong Kong,".

Ia menambahkan, untuk menjauhkan pengaruh ISIS terhadap TKI, BNP2TKI akan mengirimkan beberapa penceramah dari Indonesia di beberapa negara yang menjadi tujuan TKI.

Sementara itu, Menteri Ketertiban Umum Tiongkok Meng Hongwei mengatakan sekitar 300 warga Tiongkok telah bergabung dengan ISIS. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uyghur.

"Uniknya, relawan negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.