Jakarta (ANTARA News) - Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) menyatakan pada 9 Mei akan merilis data luar biasa banyak mengenai bagaimana orang-orang terkaya dan berkuasa dunia menyembunyikan assetnya.

Dalam emailnya, ICIJ menyatakan akan "menerbitkan apa yang boleh disebut penyebarluasan terbesar informasi mengenai perusahaan-perusahaan offshore rahasia dan orang-orang yang berada di belakangnya, berdasarkan data dari investigasi Panama Papers."

"Database searchable (bisa dicari) ini meliputi informasi mengenai lebih dari 200.000 perusahaan, trust, yayasan dan fund (pengelola dana) yang tergabung di 21 surga pajak, dari Hong Kong sampai Nevada di Amerika Serikat."

Awal April lalu, sekitar 11 juta dokumen yang dimiliki firma hukum Panama Mossack Fonseca dibocorkan oleh surat kabar Jerman Suddeutsche Zeitung. Selanjutnya, surat kabar ini membagi informasi ini kepada ICIJ yang terdiri dari 107 organisasi media dari 78 negara.

Organisasi-organisasi media kemudian menginvestigasi dokumen-dokumen setebal 28.000 halaman yang juga menyingkapkan pelanggaran pajak gila-gilaan oleh 340 perusahan.

Skandal ini telah membawa korban dengan mundurnya Menteri Perindustrian Spanyol Jose Manuel Soria dan Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson.

"Dampak Panama Papers sungguh hebat," tulis ICTJ dalam emailnya.

Pekan ini Luxembourg mengadili dua pegawai perusahaan audit PwC --Antoine Deltour dan Raphael Halet-- dan wartawan Edouard Perrin karena tuduhan membocorkan ribuan data yang mengekspos skandal itu, demikian laman Business Insider.