Bandung (ANTARA News) - Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jabar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, 17 September mendatang, akan menampilkan karya videografi spektakuler yang menjadi bagian kemegahan acara yang digarap para legenda di bidangnya.

"PON XIX/2016 bukan hanya kegiatan olahraga dan ajang kompetisi prestasi atlet namun juga melibatkan kalangan seniman yang akan menampilkan karya-karya puncak dari seni tradisional dan kontemporer," kata Koordinator Videografi Pembukaan PON XIX/2016 Jabar Erick Wiradipoetra di Bandung, Rabu.

Menurut dia videografi yang hadir pada PON itu akan menjadi ajang penampilan puncak para seniman yang akan melahirkan perspektif baru dan menjadi karya yang inspiratif.

"Ajang itu menjadi kesempatan mungkin sekali sepanjang sejarah menggarap PON XIX/2016 di Jabar, yang mungkin akan hadir 130 tahun lagi," kata Erick.

Ia menjelaskan, videografi merupakan komponen orkestra yang bertugas memberikan keuatan visual sehingga pergelaran seni budaya menjadi sebuah pertunjukkan yang menarik.

"Kami akan menyajikannya dan memberikan efek wow bagi mereka yang menyaksikannya," katanya.

Teknologi videografi akan dihadirkan untuk menampilkan efek spektakuler dari gelaran PON XIX/2016 Jabar. Tim kreatif acara pembukaan itu akan mengerahkan sekitar 32 proyektor untuk mendukung penampilan spektakuler yang akan difokuskan di sudut Tribun Timur Stadion Si Jalak Harupat.

Videografi yang akan berdurasi dua jam, atau sepanjang upacara pembukaan PON 2016 itu akan ditayangkan dalam layar ukuran 70 meter kali 50 meter di tribun dan stage acara.

"Materinya videografi terdiri dari animasi dua dimensi dan tiga dimensi, live action dan motion graphic melalui proses olah digitaldengan teknik video editing, olah foto, composite, color grading dan lainnya," kata Eric.

Sedangkan visual yang akan ditampilkan adalah alam Jawa Barat yang indah permai, kekayaan seni dan budaya sesuai dengan tema besar "Berjaya di Tanah Legenda".

Objeknya adalah "Gurilaps" atau gunung, rimba, laut dan sungai serta keragaman budaya Jawa Barat.

"Pemandangan alam Jabar merupakan sumber inspirasi alami era "Mooi Indie" yakni gaya seni lukis di Indonesia pada awal tahun 1900-an," katanya.

Kendati berasal dari berbagai sumber seni tradisional, namun menurut Erick gaya penyajian sangat kekinian sesuai dengan ciri khas Jabar yang selalu progresif, sehingga akan lahir karya video alternatif untuk sebuah pertunjukan PON, sebagai saksi sejarah, karena PON akan hadir 136 tahun lagi ke Jabar.

"Ajang PON dan seni budayanya akan disaksikan ribuan pasang mata yang hadir di Stadion Si Jalak Harupat, jutaan pasang mata yang menonton televisi, jutaan orang yang menyaksikan di media sosial dan internet serta akan menjadi dokumen sejarah yang akan bisa dibuka oleh anak cucu kita di negeri ini," kata Erick menambahkan.

Videografi pembukaan PON XIX/2016 Jabar itu digarap oleh tim yang terdiri dari Eric Wiradipoetra (koordinator), M Bumidia (animasi), Bambang Irawadi (pascaproduksi), Cecep "Bombom" Heriyanto (ilustrator), Dicky Wahyu (desainer grafis), JojoUhen (multi kamera), M Budi Soni Harsono (video mapping) dan Bili Ardiansyah (live action).