Hong Kong (ANTARA News) - Delegasi dagang Indonesia menargetkan mampu meraih pesanan produk kerajinan dan cinderamata hingga 7,5 juta dolar AS (sekitar Rp99 miliar) melalui pembukaan paviliun "Rumah Indonesia" pada pameran Hong Kong Gifts and Premium 2016.

"Pada tahun ini delegasi Indonesia kembali membuka paviliun Rumah Indonesia yang menampilkan aneka cinderamata serta kerajinan tangan dari 26 pelaku usaha kecil dan menengah," kata Ketua Bidang Pameran dan Kerja Sama Luar Negeri Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Franciska Lembong saat pembukaan pameran di Hong Kong Convention and Exhibition Centre, Rabu.

Ia mengatakan tahun ini merupakan keikutsertaan Indonesia yang kali ketiga menyusul pencapaian sukses pada dua tahun sebelumnya.

Pada pameran serupa tahun lalu paviliun yang menggelar berbagai produk kerajinan nasional tersebut mencatat nilai pesanan 7,5 juta dolar AS. Jumlah pesanan itu meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5 juta dolar AS. Sementara transaksi langsung atau on the spot pada tahun lalu mencapai 302 ribu dolar AS.

"Pada pameran kali ini target pesanan maupun transaksi langsung (on the spot) kurang lebih sama dengan tahun lalu mengingat situasi ekonomi dunia yang belum begitu baik," kata istri Menteri Perdagangan Thomas Lembong ini.

Menurut Franciska, pameran di Hong Kong sangat penting bagi pelaku UKM Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar ekspor mengingat posisi Hong Kong sebagai pintu masuk ekspor ke China maupun negara-negara Asia lainnya.

Selain itu pameran Gift and Premium Fair merupakan salah satu pameran kerajinan terbesar di dunia. Pada tahun ini peserta yang ikut mencapai sekitar 3.000-an dari seluruh dunia.

"Sebagai perbandingan pameran kerajinan serupa di Jepang pembelinya sepi sekali sehingga transaksi yang dicapai juga jauh di bawah pameran di Hong Kong ini," katanya.

Sementara Konsul Jenderal RI di Hong Kong, Chalief Akbar menegaskan kontinuitas dalam menjaga kualitas produk sangat penting dan menjadi pertimbangan pembeli di pasar Hong Kong dan China. Selain kualitas, pasar di Hong Kong juga mengutamakan kesinambungan suplai serta packaging produk.

"Biasanya buyer akan meminta sampel produk dan membandingkan dengan produk sejenis dari negara lain sebelum memutuskan untuk membeli produk. Mudah-mudahan jika kita bisa menjaga kualitas maka transaksi yang diperoleh bisa naik," kata Chalief.

Menurut dia, keberadaan produk kerajinan Indonesia pada pameran yang dikelola Hong Kong Trade Development Council sangat penting karena HKTDC tersebut merupakan pengelola pameran paling bergengsi di Hong Kong.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan, Sulistyawati mengatakan pada tahun ini paviliun "Rumah Indonesia" yang tampil bertemakan "Remarkable Indonesia" menempati lahan seluas 144 meter persegi.

Aneka produk yang ditampilkan pada pameran yang berlangsung 27-30 April 2016 ini antara lain, furnitur, dekorasi rumah, fesyen, aksesori, produk spa, alat tulis, produk perhiasan perak dan batu-batuan, serta kerajinan dan produk kreatif seperti gitar batik.

Pada tahun 2015 nilai ekspor produk kerajinan mencapai 704,2 juta dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen. Negara-negara tujuan ekspor Indonesia antara lain Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Jerman, dan Inggris.