Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menjamin ketersedian pasokan bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan listrik selama masa Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H.

Menteri ESDM Sudirman Said dalam siaran pers usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa mengatakan, selama ini, konsumsi premium pada Idul Fitri mengalami peningkatan sekitar 12 persen dibandingkan rata-rata harian, sedangkan konsumsi solar turun sekitar 13 persen.

Menurut dia, jika saat ini rata-rata konsumsi harian premium sekitar 70 juta liter maka dengan peningkatan 12 persen kebutuhan premium pada saat Idul Fitri diperkirakan mencapai 80-an juta liter, sedangkan konsumsi solar akan turun menjadi 28 juta liter.

"Ketersediaan BBM akan mencukupi kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2016. Stok rata-rata di atas 25 hari," katanya.

Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero) akan mengantisipasi gangguan distribusi BBM dan elpiji bekerja sama dengan kepolisian dan dinas daerah terkait.

Sudirman melanjutkan, untuk kelistrikan, perkiraan pasokan listrik selama periode Hari Raya Lebaran 2016 (H-15 sampai H+15) di sistem Jawa-Bali, Sumatera, dan Indonesia bagian timur berada pada kondisi cukup.

Menurut dia, berdasarkan pengalaman selama ini, beban puncak Lebaran umumnya lebih rendah dibandingkan hari kerja dikarenakan industri dan perkantoran, yang mengkonsumsi listrik cukup besar dalam kondisi libur.

"Pemanfaatan teknologi informasi dalam memantau situasi lapangan, dan mengendalikan pasokan energi secara nasional sangat membantu pengamanan pasokan energi baik berupa BBM, elpiji maupun listrik," ujarnya.

Sementara sebagai antisipasi bencana geologi, Kementerian ESDM membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi, yang akan merespon dengan cepat bencana dan memantau beberapa gunung api aktif selama 24 jam.

"Kami akan menugaskan pengamat gunung api dan petugas yang dikoordinasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM untuk memantau aktivitas gunung api dan pergerakan tanah pada daerah-daeah rawan bencana dalam rangka sistem tanggap darurat (early warning system)," kata Sudirman.