Jalan utama menuju situs Gunung Padang amblas
26 April 2016 19:56 WIB
Dokumentasi-- Wisatawan berkunjung ke Situs Megalitikum Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/1). Situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat itu terletak di ketinggian 885 mdpl dengan luas kompleks utamanya sekitar 900 m2 menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara dan disebut-sebut sebagai situs peradaban tertua di dunia. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Cianjur (ANTARA News)- Jalan utama menuju Situs Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Cianjur, Jabar, tepatnya di Kampung Puncak Salak, Desa Cibokor, amblas, sehingga akses menuju situs tiga kecamatan terputus.
Akibat putusnya jalan tersebut, membuat aktifitas warga terhenti total, meskipun ada sejumlah jalur alternatif namun jarak tempuh menjadi lama dan memutar.
"Akibat tingginya curah hujan, menyebabkan tebing penyangga jalan ambrol, sehingga jalan terputus sepanjang 30 meter dengan kedalaman 50 meter," kkata Zaenal (45) saksi mata warga sekitar, saat dihubungi, Selasa.
Dia menjelaskan, hingga saat ini, belum ada pihak terkait di Pemkab Cianjur yang memantau kelokasi, sehingga aktifitas warga terutama perekonomi berhenti total karena jalur tersebut merupakan jalur utama yang tercepat menuju jalur propinsi di Kecamatan Warungkondang atau menuju kota kabupaten.
"Warga memilih untuk membuat jalan setapak agar warga dapat melakukan aktifitas perekonomian atau untuk keluar dari wilayah Campaka Mulya karena kalau mengunakan jalur lain, selain jarang tempuh yang lama kondisi jalannya rusak berat," katanya.
Dia dan warga lainnya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera mengambil langkah untuk mengatasi kesulitan warga akibat terputusnya jalan utama yang menghubungkan tiga kecamatan di wilayah tersebut.
Bahkan sejumlah wisatawan yang sempat terlihat terjebak di jalur tersebut, memilih untuk balik kanan karena jalur situs tidak dapat lalui.
"Tadi siang mungkin ada belasan kendaraan jenis minibus yang membawa wisatawan memilih pulang kembali karena tidak bisa melintas. Harapan kami dinas terkait segera membangun jalan baru atau jembatan darurat," katanya.
Sementara menjelang malam jalan tersebut mulai dapat dilalui kendaraan roda dua, dimana dinas terkait dibantu warga sekitar membuat jalan darurat selebar 1 meter dengan mengikis tebing yang ada di kanan jalan, dimana sejumlah bambu dipasang untuk menahan tanah agar kuat saat dilintasi kendaraan.
"Kami langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk membantu Binamarga dan warga membuat jalur sementara agar dapat dilalui minimal sepeda motor dan pejalan kaki. Menjelang malam jalur tersebut sudah dapat dilalui kendaraan roda dua secara bergiliran," katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Cianjur , Atte Adha Kusdinan, mengatakan penyebab putusnya jalan penghubung antara kecamatan seperti Kecamatan Campaka, Cibeber dan Sukanagara itu, akibat pergerakan tanah.
"Saat ini kami Fokus sesegera mungkin memperbaiki jalan milik kabupaten itu, harapan kami jalan utama penghubung antar kecamatan dan jalur utama menuju Situs Gunung Padang itu, dapat segera kembali dilalui. Kami masih belum tahu, apakah mau diperbaiki dengan menguruk dengan tanah baru dari luar, atau jalannya dibuat melingkar," katanya.
Akibat putusnya jalan tersebut, membuat aktifitas warga terhenti total, meskipun ada sejumlah jalur alternatif namun jarak tempuh menjadi lama dan memutar.
"Akibat tingginya curah hujan, menyebabkan tebing penyangga jalan ambrol, sehingga jalan terputus sepanjang 30 meter dengan kedalaman 50 meter," kkata Zaenal (45) saksi mata warga sekitar, saat dihubungi, Selasa.
Dia menjelaskan, hingga saat ini, belum ada pihak terkait di Pemkab Cianjur yang memantau kelokasi, sehingga aktifitas warga terutama perekonomi berhenti total karena jalur tersebut merupakan jalur utama yang tercepat menuju jalur propinsi di Kecamatan Warungkondang atau menuju kota kabupaten.
"Warga memilih untuk membuat jalan setapak agar warga dapat melakukan aktifitas perekonomian atau untuk keluar dari wilayah Campaka Mulya karena kalau mengunakan jalur lain, selain jarang tempuh yang lama kondisi jalannya rusak berat," katanya.
Dia dan warga lainnya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera mengambil langkah untuk mengatasi kesulitan warga akibat terputusnya jalan utama yang menghubungkan tiga kecamatan di wilayah tersebut.
Bahkan sejumlah wisatawan yang sempat terlihat terjebak di jalur tersebut, memilih untuk balik kanan karena jalur situs tidak dapat lalui.
"Tadi siang mungkin ada belasan kendaraan jenis minibus yang membawa wisatawan memilih pulang kembali karena tidak bisa melintas. Harapan kami dinas terkait segera membangun jalan baru atau jembatan darurat," katanya.
Sementara menjelang malam jalan tersebut mulai dapat dilalui kendaraan roda dua, dimana dinas terkait dibantu warga sekitar membuat jalan darurat selebar 1 meter dengan mengikis tebing yang ada di kanan jalan, dimana sejumlah bambu dipasang untuk menahan tanah agar kuat saat dilintasi kendaraan.
"Kami langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk membantu Binamarga dan warga membuat jalur sementara agar dapat dilalui minimal sepeda motor dan pejalan kaki. Menjelang malam jalur tersebut sudah dapat dilalui kendaraan roda dua secara bergiliran," katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Cianjur , Atte Adha Kusdinan, mengatakan penyebab putusnya jalan penghubung antara kecamatan seperti Kecamatan Campaka, Cibeber dan Sukanagara itu, akibat pergerakan tanah.
"Saat ini kami Fokus sesegera mungkin memperbaiki jalan milik kabupaten itu, harapan kami jalan utama penghubung antar kecamatan dan jalur utama menuju Situs Gunung Padang itu, dapat segera kembali dilalui. Kami masih belum tahu, apakah mau diperbaiki dengan menguruk dengan tanah baru dari luar, atau jalannya dibuat melingkar," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: