Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengkritik pihak penyelenggara seminar nasional dengan tema "Strategi dan Arah Pengembangan Kebijakan Smart City di Indonesia Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN" di Jakarta, Selasa.

"Hari ini yang dibahas smart city. Temanya agak pesimistis. Ada rasa ketakutan kalau menghadapi tantangan," katanya saat memberikan sambutan di depan para peserta seminar yang terdiri dari para kepala daerah, anggota parlemen, akademisi, dan pengusaha itu.

Menurut dia, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) itu bukan tantangan, melainkan peluang. Dia menganggap tantangan itu konotasinya negatif. "Kalau tantangan, yang kita hadapi kayak hantu," ujarnya disambut tepuk tangan hadirin yang memadati ruang pertemuan salah satu hotel berbintang di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, itu.

Wapres mengajak para kepala daerah dan birokrat berpikir seperti pengusaha yang selalu melihat peluang di setiap hambatan, apalagi pada saat MEA itu diimplementasikan.

"Masak kita takut sama Kamboja, Thailand. Di MEA ini kita punya peluang. Jual barang ke Malaysia, tidak ada tangkap-tangkapan lagi. Kirim tenaga kerja juga bebas, tapi tentu ada aturannya juga," ujar Kalla yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha dan politikus itu.

Oleh sebab itu, dia juga mengingatkan para kepala daerah bahwa untuk memanfaatkan peluang pasar bebas di kawasan Asia Tenggara tersebut agar tidak menghindari perkembangan teknologi informasi, apalagi kepala daerah yang akan membangun daerahnya dengan konsep "smart city".

"Teknologi tidak bisa kita hindari. Kalau di ruangan ini saja hadir 400 orang, saya kira HP (telepon seluler) di ruang ini ada 500 unit karena ada orang yang membawa HP lebih dari dua. Artinya, kita tidak bisa keluar rumah tanpa teknologi," ujarnya.

Seminar dalam rangkaian Hari Otda tersebut juga disela-sela dengan peluncuran Institut Otonomi Daerah oleh Wapres. Sebelumnya Wapres juga menghadiri peringatan Hari Otda di Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (25/4).

Seminar tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Mendagri Tjahjo Kumolo.