Dayung pastikan dua tiket ke Olimpiade Brasil
24 April 2016 18:08 WIB
Ilustrasi. Emas Dayung Sculls Atlet dayung Indonesia, Memo memberi hormat pada Bendera Merah Putih setelah berhasil menjuarai babak final dayung putra Sculls 500m Sea Games ke-28 di Kanal Marina Singapura, Kamis (11/6/15). Memo berhasil merebut medali emas di nomor dayung putra Sculls 500 m dengan catatan waktu 1:31:50. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta (ANTARA News) - Dayung Indonesia memastikan diri meraih dua tiket ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro Brasil setelah Dewi dan Memo meraih target final pada Kejuaraan Dayung Asia-Ocenia di Chang-ju, Korea Selatan.
Hasil yang diraih dua andalan Indonesia yang sejak awal ini sangat diapresiasi oleh Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto yang pada saat itu mendampingi atlet dayung Indonesia berjuang mendapatkan tiket olimpiade.
"Ini merupakan hasil pembinaan jangka panjang. Memo dan Dewi telah berada dalam lingkungan High Performance Training (HPT) sekitar dua tahun di bawah supervisi pelatih asal Belanda, Boudewin," kata Achmad Soetjipto dalam keterangannya yang diterima media di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, peran pelatih asing yang menerapkan program HTP benar-benar banyak memberikan pelajaran praktis kepada pelatih nasional termasuk bagaimana memelihara dan membangun lingkungan kepelatihan menjadi lingkungan keunggulan.
Dengan lolosnya atlet dengan nama lengkap La Memo (M1X) dan Dewi Yulianti (W1X) ini tim dayung disiplin rowing ini mencetak sejarah dengan lolos untuk pertama kalinya ke ajang kejuaraan multi event terbesar di dunia itu. Hasil ini diraih setelah keduanya lolos ke final masing-masing nomor yang diikuti.
"Tidak banyak cabang olahraga yang berhasil menciptakan lingkungan HPT. Makanya Satlak Prima akan membuat kebijakan dengan mengirim atlet dan pelatih sebanyak mungkin ke pusat-pusat latihan di luar negeri," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) itu.
Keinginan untuk memperbanyak pelatihan ke luar negeri bukan tanpa alasan. Indonesia saat ini dituntut untuk melakukan perubahan demi meraih prestasi. Target terdekat selain Olimpiade Brazil adalah SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
"Kita harus secepatnya bangkit. Makanya baik atlet maupun pelatih harus merasakan lingkungan keunggulan di luar negeri agar mereka bisa mengadopsi lingkungan tersebut di Tanah Air," kata Achmad Soetjipto menegaskan.
Dengan lolosnya Memo dan Dewi ke Olimpiade 2016 maka sudah ada 12 atlet yang dipastikan berangkat ke Brazil. Jumlah tersebut akan bertambah dari cabang bulu tangkis. Hingga saat ini sudah ada 10 slot yang didapat meski penentuan akhir baru akan diputuskan akhir Mei.
Adapun cabang olahraga yang sebelumnya sudah mendapatkan tiket ke Olimpiade Brazil adalah tujuh atlet angkat besi, dua dari panahan dan satu dari atletik.
Hasil yang diraih dua andalan Indonesia yang sejak awal ini sangat diapresiasi oleh Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Soetjipto yang pada saat itu mendampingi atlet dayung Indonesia berjuang mendapatkan tiket olimpiade.
"Ini merupakan hasil pembinaan jangka panjang. Memo dan Dewi telah berada dalam lingkungan High Performance Training (HPT) sekitar dua tahun di bawah supervisi pelatih asal Belanda, Boudewin," kata Achmad Soetjipto dalam keterangannya yang diterima media di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, peran pelatih asing yang menerapkan program HTP benar-benar banyak memberikan pelajaran praktis kepada pelatih nasional termasuk bagaimana memelihara dan membangun lingkungan kepelatihan menjadi lingkungan keunggulan.
Dengan lolosnya atlet dengan nama lengkap La Memo (M1X) dan Dewi Yulianti (W1X) ini tim dayung disiplin rowing ini mencetak sejarah dengan lolos untuk pertama kalinya ke ajang kejuaraan multi event terbesar di dunia itu. Hasil ini diraih setelah keduanya lolos ke final masing-masing nomor yang diikuti.
"Tidak banyak cabang olahraga yang berhasil menciptakan lingkungan HPT. Makanya Satlak Prima akan membuat kebijakan dengan mengirim atlet dan pelatih sebanyak mungkin ke pusat-pusat latihan di luar negeri," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) itu.
Keinginan untuk memperbanyak pelatihan ke luar negeri bukan tanpa alasan. Indonesia saat ini dituntut untuk melakukan perubahan demi meraih prestasi. Target terdekat selain Olimpiade Brazil adalah SEA Games 2017 di Malaysia dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
"Kita harus secepatnya bangkit. Makanya baik atlet maupun pelatih harus merasakan lingkungan keunggulan di luar negeri agar mereka bisa mengadopsi lingkungan tersebut di Tanah Air," kata Achmad Soetjipto menegaskan.
Dengan lolosnya Memo dan Dewi ke Olimpiade 2016 maka sudah ada 12 atlet yang dipastikan berangkat ke Brazil. Jumlah tersebut akan bertambah dari cabang bulu tangkis. Hingga saat ini sudah ada 10 slot yang didapat meski penentuan akhir baru akan diputuskan akhir Mei.
Adapun cabang olahraga yang sebelumnya sudah mendapatkan tiket ke Olimpiade Brazil adalah tujuh atlet angkat besi, dua dari panahan dan satu dari atletik.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: