Kapolda Bali ingatkan perhotelan deteksi dini terorisme
24 April 2016 10:26 WIB
Pengamanan Kawasan Wisata Bali Seorang polisi mengawasi aktivitas wisatawan dan masyarakat di kawasan Monumen Bom Bali, Kuta, Jumat (15/1). Kawasan wisata dan sejumlah obyek vital di Bali diawasi dengan ketat oleh aparat kepolisian pascaledakan bom di Jakarta. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/aww/16. ()
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto mengingatkan kepada sumber daya manusia yang berkecimpung di sektor perhotelan dan restoran di Pulau Dewata mampu mendeteksi dini aksi terorisme.
"Satuan pengamanan harus dilatih perlu deteksi dini untuk setiap kondisi yang patut diduga berpotensi membuat gangguan," katanya dalam sebuah seminar terkait penanggulangan terorisme di hotel dan restoran, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.
Ia siap membantu perhotelan dan restoran apabila memerlukan pelatihan kepada satuan pengamanan yang digelar di Sekolah Polisi Negara di Singaraja.
Dia meminta petugas keamanan agar tidak lengah dalam melakukan pemeriksaan kepada setiap pengunjung termasuk tamu yang menginap di hotel.
Ia meminta agar hotel dan restoran melengkapi setiap sudut ruangan dengan kamera pengawas atau CCTV.
"Saya imbau untuk hotel dan restoran melengkapi pengamanan minimal CCTV," ujarnya.
CCTV, lanjut dia, telah banyak membantu kinerja kepolisian mengungkap permasalahan salah satunya peristiwa peledakan bom di hotel JW Mariot di Jakarta yang terungkap berkat rekaman CCTV.
Tidak hanya itu, ia juga mengimbau apabila memungkinkan untuk melengkapi dengan pendeteksi logam dan "security gate".
Pihak hotel dan restoran juga diharapkan mendayagunakan aparat keamanan adat khas Bali atau Pecalang membantu pengamanan wilayah.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk antispasi terhadap aksi terorisme dan aksi kejahatan lain.
Mengingat sebagai daerah tujuan wisata dunia, isu keamanan sangat rentan bagi Bali.
"Satuan pengamanan harus dilatih perlu deteksi dini untuk setiap kondisi yang patut diduga berpotensi membuat gangguan," katanya dalam sebuah seminar terkait penanggulangan terorisme di hotel dan restoran, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Minggu.
Ia siap membantu perhotelan dan restoran apabila memerlukan pelatihan kepada satuan pengamanan yang digelar di Sekolah Polisi Negara di Singaraja.
Dia meminta petugas keamanan agar tidak lengah dalam melakukan pemeriksaan kepada setiap pengunjung termasuk tamu yang menginap di hotel.
Ia meminta agar hotel dan restoran melengkapi setiap sudut ruangan dengan kamera pengawas atau CCTV.
"Saya imbau untuk hotel dan restoran melengkapi pengamanan minimal CCTV," ujarnya.
CCTV, lanjut dia, telah banyak membantu kinerja kepolisian mengungkap permasalahan salah satunya peristiwa peledakan bom di hotel JW Mariot di Jakarta yang terungkap berkat rekaman CCTV.
Tidak hanya itu, ia juga mengimbau apabila memungkinkan untuk melengkapi dengan pendeteksi logam dan "security gate".
Pihak hotel dan restoran juga diharapkan mendayagunakan aparat keamanan adat khas Bali atau Pecalang membantu pengamanan wilayah.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk antispasi terhadap aksi terorisme dan aksi kejahatan lain.
Mengingat sebagai daerah tujuan wisata dunia, isu keamanan sangat rentan bagi Bali.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: