Jambi (ANTARA News) - Tiga rumah warga di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi hanyut terseret banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Batang Asai pada Jumat (22/4) malam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arif Munandar, Sabtu mengatakan banjir bandang yang menghantam enam desa di Kecamatan Batang Asai itu juga merendam puluhan rumah warga.

"Banjir bandang terjadi sekitar pukul 20.30 WIB akibat intensitas curah hujan yang tinggi sejak Kamis (21/4) di wilayah Kabupaten Sarolangun bagian hulu. Sehingga menyebabkan sungai Batang Asai di wilayah tersebut meluap," ucapnya

Banjir merendam puluhan rumah warga yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Batang Asai dengan ketinggian antara satu hingga tiga meter. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Enam desa yang terdampak banjir bandang itu yakni Desa Raden Anom, Pekan gedang, Peniban Baru, Rantau Panjang dan Tangkul Kecamatan Batang Asai.

Sedangkan rumah hanyut yakni di desa Rantau Panjang dua unit dan Tangkul satu unit. Sementara rumah terendam sebanyak 48 unit. Rinciannya di Desa Raden sebanyak 17 unit, Pekang Gedang 24 unit dan Peniban Baru tujuh unit.

"Banjir bandang juga menyebabkan kerusakan fasilitas sosial, umum dan infrastruktur. Tapi saat ini masih dalam pendataan tim BPBD," kata Arif menjelaskan.

Saat ini BPBD katanya telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan melakukan penanganan darurat diikuti dengan pendataan. Penanganan terkendala karena kejadian banjir bandang terjadi pada malam hari, dan berlangsung dengan cepat serta akses lokasi yang jauh.

Sementara kebutuhan mendesak akibat banjir bandang dan sedang dikerjakan yakni evakuasi dan pendirian tempat pengungsian, menyediakan makanan siap saji, air bersih dan peralatan dapur untuk memasak, serta tikar pengungsi dan pelayanan kesehatan, kata Arif menambahkan.

Kejadian banjir bandang di Sarolangun dan beberapa kabupaten di Jambi wilayah barat kerap terjadi. Tercatat selama 2016 enam kali wilayah barat Jambi dihantam banjir bandang yang menghanyutkan rumah serta merusak fasilitas belajar, jalan dan jembatan bahkan merusak lahan pertanian.

Kuat dugaan banjir disebabkan minimnya daerah resapan air di wilayah hulu, karena maraknya aktivitas penebangan liar serta pengrusakan lingkungan dengan adanya aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) yang beroperasi di sepanjang sungai di wilayah Jambi bagian barat. Seperti di Kabupaten Sarolangun, Merangin dan Bungo.