Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima aspirasi dan curahan hati puluhan pekerja seni soal kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kami ingin dengar dari teman-teman soal keadaan berbangsa dan bernegara. Bagusnya pemerintahan, parlemen kita seperti apa. Saya kira penting kita berbicara untuk kepentingan nusa dan bangsa," kata Zulkifli di Jakarta, Jumat malam.
Sederet pekerja seni yang hadir antara lain: Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Julia Perez, Ayu Ting Ting, Jarwo Kuat, Cici Tegal, Elma Theana, Kristina, Cita Citata, Indra Bekti, Derry Drajat, Five Vi, Arie Untung, Zaskia Gotik, politisi Primus Yustisio, Desy Ratnasari, Lucky Hakim dan Eko Patrio.
Zulkifli mengaku para seniman mempunyai talenta sehingga kalau berbicara akan mendapat respon yang begitu tinggi dari masyarakat karena artis adalah public figure.
Dia menambahkan, bangsa Indonesia milik masyarakat Indonesia sendiri sehingga bagaimana mengelolanya tergantung kita.
Dalam kesempatan itu, musisi yang kini menjabat sebagai Wakil Walikota Palu, Pasha berharap para seniman mendapatkan kepastian hukum soal karya yang dibuatnya.
"Tidak ada kepastian hukum soal hak-hak (karya) kami sebagai musisi. Di luar negeri saat sudah meninggal, (musisi) masih menerima royalti. Mudah-mudahan suara kami didengar, ada langkah-langkah yang terbangun," kata dia.
Selain itu, adapula pedangdut Kristina berharap MPR bisa membantu para seniman memberantas pembajakan.
"Bapak tolong kami memberantas pembajakan, lalu menempatkan CD kami di toko kaset bukan di tempat makan," kata dia.
Menanggapi hal ini, Zulkifli meyakini masalah-masalah yang dihadapi para seniman akan selesai sekalipun tak mudah.
"(Aspirasi) ini menjadi pengetahuan baru untuk saya, termasuk dari teman-teman saya dari penyanyi dangdut. Tentu ini menjadi masalah kita. Saya percaya bisa menyelesaikan ini, tentu tidak mudah, perlu perjuangan, tetapi kebersamaan intinya," kata Zulkifli.
Ketua MPR serap aspirasi para seniman
22 April 2016 22:39 WIB
Zulkifli Hasan (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: