Depok (ANTARA News) - Politisi Fahri Hamzah menepis kabar bahwa ia berencana mendekat ke Partai Demokrat setelah diberhentikan sepihak oleh Partai Keadilan Sejahtera.

"Enggak, sembarangan saja. PKS itu saya yang buat, saya itu deklarator, jadi tidak mungkin," kata Fahri usai menghadiri sebuah dialog di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat.

"Saya ikut menanam benih-benih, meletakkan dasar dan fondasi partai ini jadi bagi saya partai bukan sebagai "rumah singgah" tapi tempat saya mengembangkan diri sejak awal," tambah Fahri.

Fahri menjelaskan komunikasinya dengan Partai Demokrat hanya untuk bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) guna bertanya dan menimba ilmu politik.

"Pak SBY itu presiden dua periode, kalau sudah jadi presiden dua periode itu banyak ilmunya kan? Maka layaklah menjadi tempat bertanya, minta pendapat, silaturrahim," jelas Fahri.

"Pak SBY itu tetangga saya. Rumahnya dengan saya dekat sekali. Waktu itu pernah janjian tapi belum sempat. Kemarin bertemu dadakan Syarief Hasan (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat), saya minta titip salam. Itu saja, tidak ada urusan partai," kata Fahri.

Fahri mengaku tenang menjelang sidang pertama gugatan perdata terhadap Partai PKS di PN Jakarta Selatan pada Rabu 27 April 2016.

"Batin saya tenang. Kalau bahasa agamanya sakinah," kata dia. "Rabu persidangan pertamanya. Sudah disiapkan, nanti kami bertemu, saya harap segera dan bisa menang karena ingin kembali berkarya."