Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 27 poin menjadi Rp13.154 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.127 per dolar AS.

"Dolar AS menguat terhadap mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah sejalan dengan harga komoditas yang masih dibayangi tekanan serta antisipasi data manufaktur di sejumlah negara Eropa," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih relatif terbatas seiring dengan keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 6,75 persen, keputusan itu sesuai dengan perkiraan pasar.

"Bank Indonesia menujukan optimisme bahwa pelonggaran moneter akan diikuti oleh penurunan bunga kredit dalam waktu dekat yang dapat menggerakkan ekonomi domestik," katanya.

Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa Bank Indonesia juga menyatakan akan terus menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah sejalan dengan fundamental ekonomi nasional.

Selain itu, lanjut dia, rencana pemerintah yang akan meluncurkan paket kebijakan ekonomi tahap XII juga akan ditanggapi positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri. Kebijakan ekonomi itu dipercaya akan dapat lebih agresif mendorong ekonomi nasional.

Ia mengharapkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil di atas level 40 dolar AS per barel dapat berpengaruh ke harga komoditas lainnya sehingga dapat menopang rupiah untuk kembali bergerak ke area positif.

Terpantau harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (22/4) pagi ini menguat sebesar 1,39 persen menjadi 43,78 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 45,15 dolar AS per barel, naik 1,39 persen.