Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah warga korban banjir luapan Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku kurang persiapan dalam menghadapi musibah banjir yang datang di luar dugaan, Kamis siang.

"Saya pikir sudah mau masuk musim kemarau, karena dari kemarin cuaca panas. Tapi tiba-tiba banjir datang, padahal tidak hujan sama sekali," kata warga Perumahan Pondokgede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Meliana (40) di Bekasi.

Menurut dia, banjir tersebut kali pertama diketahuinya sekitar pukul 08.30 WIB saat tengah bersiap untuk berangkat kerja.

"Saat akan berangkat kerja lalu melihat air di got mulai tinggi, tapi saya tidak ada kekhawatiran akan meluap. Tapi ternyata luapan air sangat cepat dan lebih banyak hingga akhirnya masuk juga ke rumah dengan ketinggian empat meter," katanya.

Meliana tinggal di RW08 PGP yang merupakan lokasi terparah luapan banjir akibat kerusakan tanggul serta limpasan air Kali Bekasi.

Di perumahan tersebut, tidak hanya Meliana yang terkejut dengan kedatangan banjir.

Mayoritas warga yang sudah berangkat kerja saat air mulai menggenang sekitar pukul 8.30 WIB akhirnya merelakan barang-barangnya di dalam rumah juga kendaraan bermotornya terendam genangan banjir.

Pernyataan sama juga diungkapkan warga Pondok Gede Permai lainnya, Ono (54), yang juga memutuskan tetap berangkat kerja meskipun pagi hari air sudah menggenangi jalanan perumahannya setinggi betis orang dewasa.

"Dikira tidak akan separah ini. Ternyata paling parah kali ini, pulang kerja pun masih belum bisa masuk ke rumah karena genangan masih tinggi," katanya.

Ono mengaku telah memilih untuk memanfaatkan tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi di depan gerbang PGP.

"Saya dan istri ngungsi dulu di tenda karena rumah saudara jauh semua," katanya.