Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menjadi Rp13.129 per dolar AS.

"Kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 6,75 persen dan instrumen bunga acuan terbaru "7-Day Reverse Repo Rate" di 5,50 persen memberikan ruang bagi rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS," ujar analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo di Jakarta.

Menurut dia, kebijakan Bank Indonesia itu dapat menarik minat investor asing masuk ke dalam negeri untuk menempatkan dananya dalam bentuk investasi.

Ia menambahkan, rencana pemerintah yang akan meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XII juga ditanggapi positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri. Kebijakan ekonomi itu dipercaya dapat lebih agresif mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari eksternal, lanjut Lucky, harga minyak mentah dunia yang stabil di atas level 40 dolar AS per barel memberi sinyal positif bagi perekonomian global, terutama negara penghasil komoditas seperti Indonesia.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis sore, berada di level 44,15 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 45,78 dolar AS per barel.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, harga minyak yang stabil di level psikologis menjadi salah satu kunci penggerak bagi mata uang komoditas.

Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar diharapkan tetap waspada mengingat fluktuasi harga minyak mentah masih dibayangi sentimen kelebihan suplai global setelah tidak tercapainya kesepakatan pembatasan produksi dan berakhirnya aksi mogok pekerja migas di Kuwait.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (21/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.182 dibandingkan Rabu (20/4) Rp13.133.