Pemkot Bekasi alokasikan Rp120 miliar bangun ruang kelas senilai Rp300 juta/kelas
21 April 2016 02:14 WIB
Ilustrasi. Pembangunan Ruang Kelas Sekolah Ditinggal Pemborong. Sejumlah murid bermain di lokasi pembangunan ruang kelas yang mangkrak di SDN Pitara 2, Depok, Jawa Barat, Senin (25/1/16). Pembangunan tiga ruang kelas di sekolah tersebut terhenti sejak tiga bulan silam akibat ditinggal pemborong, sehingga mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar mengajar. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan dana senilai Rp120 miliar untuk pembangunan ruang kelas baru di sejumlah gedung sekolah negeri pada 2016.
"Sekitar 400 ruang kelas baru akan kita bangun pada 2016 ini," kata Kepala Bagian Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi Agus Enap di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, satu ruang kelas baru diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp300 juta untuk kapasitas tampung 25 hingga 40 siswa.
"Tahun ini RKB yang akan dibangun banyak, ratusan jumlahnya," katanya.
Namun demikian, ada beberapa yang berbeda antara usulan Dinas Pendidikan dengan yang dikerjakan oleh fisiknya Dinas Bangunan dam Permukiman Kota Bekasi.
"Kalau pastinya ada di Disbangkim kita hanya mengusulkan sesuai data di lapangan, yang mengerjakan pembangunan itu Disbangkim," Katanya.
Menurut dia, diperlukan sinergitas antar dinas terkait untuk menghindari adanya pembangunan ruang kelas baru tanpa disertai pengadaan mebeuler.
Dikatakan Agus, kegagalan pembelian mebeuler itu pernah terjadi pada 2015 di mana anggaran Rp60 juta lebih untuk pengadaan mebeuler di salah satu sekolah dasar negeri gagal terserap.
"Seperti kemarin kan untuk beli mebeulernya tak keserap sekitar Rp60-an juta, dampaknya siswa harus belajar secara lesehan," katanya.
Dikatakan Agus hampir seluruh sekolah di Kota Bekasi baik tingkat SDN sampai SMAN/SMKN memberlakukan belajar mengajar dengan dua shift.
"Hal ini terjadi karena Dinas Pendidikan masih kekurangan ruang kelas di masing-masing sekolah yang membutuhkan," katanya.
Menurut dia, jumlah siswa yang lebih banyak dari kapasitas ruang belajar berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar yang harus memberlakukan sistem shift.
"Sekitar 400 ruang kelas baru akan kita bangun pada 2016 ini," kata Kepala Bagian Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi Agus Enap di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, satu ruang kelas baru diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp300 juta untuk kapasitas tampung 25 hingga 40 siswa.
"Tahun ini RKB yang akan dibangun banyak, ratusan jumlahnya," katanya.
Namun demikian, ada beberapa yang berbeda antara usulan Dinas Pendidikan dengan yang dikerjakan oleh fisiknya Dinas Bangunan dam Permukiman Kota Bekasi.
"Kalau pastinya ada di Disbangkim kita hanya mengusulkan sesuai data di lapangan, yang mengerjakan pembangunan itu Disbangkim," Katanya.
Menurut dia, diperlukan sinergitas antar dinas terkait untuk menghindari adanya pembangunan ruang kelas baru tanpa disertai pengadaan mebeuler.
Dikatakan Agus, kegagalan pembelian mebeuler itu pernah terjadi pada 2015 di mana anggaran Rp60 juta lebih untuk pengadaan mebeuler di salah satu sekolah dasar negeri gagal terserap.
"Seperti kemarin kan untuk beli mebeulernya tak keserap sekitar Rp60-an juta, dampaknya siswa harus belajar secara lesehan," katanya.
Dikatakan Agus hampir seluruh sekolah di Kota Bekasi baik tingkat SDN sampai SMAN/SMKN memberlakukan belajar mengajar dengan dua shift.
"Hal ini terjadi karena Dinas Pendidikan masih kekurangan ruang kelas di masing-masing sekolah yang membutuhkan," katanya.
Menurut dia, jumlah siswa yang lebih banyak dari kapasitas ruang belajar berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar yang harus memberlakukan sistem shift.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: