Amuntai, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, enggan membuka dan memposting di media sosial karena takut terjebak dalam arus persaingan kandidat calon bupati.

Salah seorang pejabat pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Jumadi, di Amuntai, Senin, mengatakan, ia terpaksa menahan diri untuk tidak membuka aplikasi media sosial, di antaranya facebook, twitter, dan lainnya karena takut terjebak memihak salah satu pihak.

"Khawatirnya nanti kita men-like atau dislike serta berkomentar yang disalahartikan memihak salah satu pihak, padahal sebagai PNS dituntut bersikap netralitas," ujar Jumadi.

Jumadi mengatakan, di jejaring media sosial memang mulai marak berbagai postingan komentar terkait isu pilkada bupati dan wakil bupati kabupaten itu.

Sebagai pejabat dirinya terpaksa mengurangi aktivitas di dunia maya tersebut, bahkan sekedar membuka aplikasinya saja jadi takut.

"Lebih baik tidak membuka sama sekali, takut terpancing," katanya.

Kepala Bagian Humas Pemda Hulu Sungai Utara, Adi Lesmana, meminta masyarakat lebih bijak dan teliti dalam menerima setiap informasi, pernyataan atau komentar di media sosial.

"Jangan sampai setiap informasi ditelan bulat-bulat, harus dikaji secara komprehensif setiap persoalan dan jangan ikut menyudutkan salah satu pihak," kata dia.

"Kadang oknum tertentu menggunakan akun palsu di media sosial untuk menyudutkan pihak lain, sehingga masyarakat pengguna Medsos harus hati-hati dalam menerimanya," katanya.