Jakarta (ANTARA News) - Para nelayan tradisonal mengatakan megaproyek reklamasi Teluk Jakarta berdampak kepada menurunnya hasil tangkapan padahal sebelum reklamasi berjalan ikan melimpah di Teluk Jakarta.
Akibat hasil tangkapan yang turun, nelayan Teluk Jakarta harus mencari ikan sampai Teluk Banten bahkan perairan Indramayu, Jawa Barat.
"Kami menentang reklamasi karena tidak memikirkan nasib anak-anak nelayan. Dahulu, sebelum reklamasi ikan itu melimpah. Tinggal memancing sudah dapat," kata Iwan Sarmidi, nelayan tradisional Teluk Jakarta.
Muhammad Hasyim, tengkulak dari pencari ikan di Teluk Jakarta, turut merasakan imbas atas turunnya tangkapan nelayan. Ia bahkan baru menerima ikan setiap tiga hari sekali padahal sebelum reklamasi setiap hari ada ikan.
"Biasa tiap hari terima ikan, sekarang baru tiga hari bisa terima ikan karena melautnya keluar dari Teluk Jakarta, ke Teluk Banten atau Indramayu," kata dia, padahal biaya melaut nelayan menjadi berlipat karena jarak tempuh yang kian jauh.
Muhammad Hasyim mengatakan wilayah laut yang diurug pasir dan tanah menjadi penyebab turunnya tangkapan nelayan.
"Saya tanya kenapa menurun? Karena wilayahnya diurug pasir dan tanah sehingga Teluk Jakarta kehilangan ikan," tutur dia.
Nelayan Teluk Jakarta berharap pemerintah DKI Jakarta mau turun ke lapangan guna menggelar dialog terbuka dengan nelayan untuk mencari solusi terbaik terkait reklamasi ini.
Pengakuan nelayan, sebelum reklamasi ikan melimpah
19 April 2016 14:20 WIB
Aktivitas proyek reklamasi di Teluk Jakarta, Kamis (14/4/2016). (ANTARA FOTO/Agus Suparto)
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: