Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta naik 27 poin menjadi Rp13.143 per dolar AS pada Selasa pagi.

"Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia setelah dampak dari kegagalan pertemuan produsen minyak mereda, investor mulai kembali melirik aset mata uang berisiko mengingat ekonomi di negara berkembang masih relatif stabil," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong.

Indonesia, menurut dia, menjadi salah satu negara tujuan investor karena fundamental ekonominya tahun ini relatif kondusisf dan paket-paket kebijakan pemerintah dinilai akan segera dirasa dampaknya.

"Kebijakan pemerintah cukup berdampak ke sejumlah data ekonomi yang telah dirilis, situasi itu menjadi salah satu faktor yang mendorong permintaan nilai tukar rupiah meningkat sehingga menjaga pergerakannya di area positif," katanya.

Ia menambahkan kebijakan suku bunga negatif di beberapa negara maju juga memicu aliran dana asing masuk ke negara berkembang, salah satunya Indonesia yang memiliki suku bunga positif.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan kebijakan ekonomi domestik cukup memberikan optimisme serta prospek penguatan bagi nilai tukar rupiah, dan data pertumbuhan impor yang membaik menjadi indikasi tambahan perbaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2016.

"Fokus investor selanjutnya akan mengarah ke Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan disimpulkan Kamis nanti," katanya.

Ia mengatakan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah, juga sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) yang belum pulih serta minimnya data ekonomi Amerika Serikat yang solid.