Tokyo (ANTARA News) - Serangkaian gempa bumi yang melanda pulau Kyushu, Jepang, dengan kekuatan hingga 7,3 pada Skala Richter, menewaskan sedikitnya 42 orang dan memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk menutup pabrik-pabrik mereka di sana.

Sekitar 30.000 orang dari regu penyelamat memeriksa reruntuhan untuk mencari orang-orang yang masih hidup dan membagi-bagikan makanan kepada mereka yang tak dapat kembali ke rumah-rumahnya yang rusak akibat gempa sejak Kamis. Gempa terbesar melanda dekat kota Kumamoto pada Sabtu pagi, lapor Reuters.

"Masih ada orang-orang yang hilang. Kami ingin melanjutkan usaha-usaha kami menyelamatkan orang-orang dan memberi prioritas pada mereka yang hidup," kata Perdana Menteri Shinzo Abe kepada parlemen, dengan menambahkan ia ingin menyatakan kawasan itu sebagai zona bencana untuk membebaskan dana-dana rekonstruksi.

Regulator atom Jepang menyatakan tiga fasilitas nuklirnya di kawasan itu aman, memberikan rasa nyaman kepada sebuah negara yang masih dihantui rasa takut oleh bencana nuklir Fukushima pada 2011 akibat gempa bumi dan tsunami.

Semua penerbangan komersial ke bandar udara Kumamoto yang rusak dibatalkan dan kereta api cepat Jepang ke kawasan itu ditangguhkan.

Pasokan makanan relatif masih sedikit karena jalan-jalan masih terputus oleh tanah longsor. Mereka yang telah dievakuasi membuat sinyal SOS di satu taman sekolah, dengan harapan mendapat perhatian helikopter-helikopter pemasok, media Jepang melaporkan.

"Kemarin saya hanya makan sepotong tofu dan nasi gulung," kata walikota salah satu kawasan yang terkena dampak gempa bumi. "Apa yang paling dicemaskan sekarang ialah makanan. Tak ada pasokan listrik atau air."


Saham Turun

Prefektur Kumamoto merupakan pusat manufaktur penting dan rumah bagi stasiun nuklir satu-satunya yang beroperasi di Jepang.

Pasar saham Jepang turun 3 persen Senin setelah serangkain gempa bumi di kawasan tersebut, yang menjadi pusat manufaktur di Jepang selatan.

Indeks saham Nikkei tutup pada sesi pagi 3 persen lebih rendah, yang terkena menguatnyan nilai tukar yen dan karena para investor merasakan dampak dari bencana atas rantai pasokan dan asuransi.

Pabrik-pabrik perusahaan manufaktur besar termasuk Toyota, Sony dan Honda ditutup, mengganggu rantai suplai di negeri itu.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintah akan "mengambil semua langkah perlu" untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang terkena bencana itu dan ekonomi dalam arti luas, termasuk menggunakan dana cadangan senilai 350 miliar yen (3,24 miliar dolar AS).

Sony Corp dan Toyota Motor Corp berada di posisi atas di antara perusahaan-perusahaan manufaktur lainnya, yang sahamnya jatuh masing-masing sebanyak 7,8 persen dan 6,8 persen pada perdagangan pagi. Nissan Motor Co dan Honda Motor Co kehilangan lebih 5 persen sebelum terkoreksi sedikit.
(Uu.M016)