Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI bidang Politik dan Keamanan Fadli Zon meminta pemerintah segera mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan menuju daerah-daerah perairan yang berpotensi terjadi aksi penyanderaan oleh kelompok ekstrimis Abu Sayyaf.

"Harusnya pemerintah buat travel warning, supaya warga negara Indonesia tidak mendekati daerah-daerah perairan Filipina di mana telah terjadi penyanderaan terhadap warga negara kita kemarin, seperti di Pulau Tawitawi," ujar Fadli Zon di Jakarta, Senin.

Menurut Fadli Zon, peringatan perjalanan itu merupakan salah satu upaya yang lazim segera dikeluarkan pemerintah untuk melindungi warga negaranya.

Sementara itu berkaitan upaya penyelamatan WNI yang diduga disandera oleh kelompok ekstimris Abu Sayyaf, Fadli kembali mengusulkan agar dilakukan negosiasi damai.

Dia menilai negosiasi perlu dilakukan karena Indonesia tidak mungkin menerjunkan kekuatan militer di Filipina.

"Negosiasi ini bisa dibangun secara informal dengan kelompok di sana," kata Fadli Zon.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan TNI mengerahkan dua kapal perang ke perbatasan Filipina untuk menanggapi aksi penyanderaan terhadap WNI yang diduga kembali dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.

Dia mengatakan sejak Jumat malam (15/4) TNI sudah mengerahkan dua kapal perang yakni, KRI Badau-841 dan KRI Slamet Riyadi-352 ke daerah perbatasan untuk melakukan penjagaan di perairan tersebut.

"Saya tegaskan TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas, saya ulangi TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melaksanakan tindakan tegas baik di laut, darat dan hutan saya siap. Kapan pelaksanaan adalah bagaimana koordinasi dengan pemerintah Filipina," tegasnya.