Beijing (ANTARA News) - Armada Laut China Selatan China menggelar latihan-latihan dengan menggunakan metode-metode yang ditingkatkan menyerupai kondisi-kondisi pertempuran sebenarnya untuk meningkatkan efektivitas tempur armada itu, menurut artikel yang disiarkan harian Tentara Pembebasan China, Minggu.

Latihan-latihan yang dimulai 7 April itu mencakup metode-metude baru seperti pelatihan dalam lingkungan elektromagnetik. Sebelumnya armada itu juga menggelar latihan-latihan di semua cuaca, pelatihan jarak pandang dan terbang rendah, kecepatan tinggi untuk membiasakan para pilot, menurut artikel itu.

"Berfikir mengenai situasi-situasi khusus bahkan dalam suatu cara yang lebih rumit, untuk membuat situasi musuh bahkan lebih berbahaya, untuk membuat lingkungan medan tempur bahkan lebih seperti nyata," kata Panglima Divisi di Angkatan Laut Tentara Pembebasan China, Tian Junqing.


"Ini merupakan cara penting supaya pasukan angkatan laut dan angkatan udara dekat dengan tuntutan-tuntutan pertempuran nyata dan mempercepat model produksi transformatifnya bagi kekuatan tempur," kata Tian.

Secara khusus artikel itu tidak menyebutkan dimana lokasi latihan di Laut China Selatan.

Armada-armada itu akan melakukan latihan-latihan serangan maritim 24 jam lebih lanjut dan taktik-taktik militer lainnya, tambahnya.




Mereka juga akan berkoordinasi dengan peringatan-peringatan udara dini, pertahanan anti pesawat di darat dan kapal-kapal permukaan, di antara cabang-cabang lain di militer.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Melalui kawasan itu, perdagangan dunia senilai 5 triliun dolar Amerika Serikat melintasinya tiap tahun.




Tetangga-tetangganya di Asia Tenggara termasuk Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam, juga mengklaim sebagian laut itu, begitu juga Taiwan.