Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui anak usahanya, TelkomSigma, mengembangkan solusi terintegrasi ekosistem industri pariwisata berbasis "online" (e-tourism) dengan menggandeng perusahaan teknologi asal Malaysia, Galasys.
"Pengembangan solusi e-tourism ini diharapkan dapat membantu pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia," kata Presiden Direktur Telkomsigma Judi Achmadi di Jakarta, Kamis.
Menurut Judi, dalam kerja sama tersebut Telkomsigma menyediakan infrastruktur jaringan berbasis cloud, sedangkan Galasys memiliki solusi platform e-tourism yang dapat mengelola informasi industri wisata di Indonesia secara menyeluruh, mulai dari pemasaran, destinasi favorit, pelayanan tiket, hingga menawarkan tema-tema destinasi wisata yang sedang berlangsung.
"Telkomsigma siap mendukung pemerintah dalam membangun infrastruktur berbasis digital bagi industri pariwisata nasional melalui solusi cloud on line travel (clota)," katanya.
Ia menjelaskan alasan menggandeng Galasys karena memiliki pengalaman internasional di bidang "intelligent tourism" dan e-ticketing serta membuka peluang pengembangan bisnis baru e-tourism.
Dengan begitu, pengelola destinasi pariwisata di Indonesia bisa membuka platform Clota milik Galasys ke portalnya yang akan menjadi menjadi integrator bagi pelaku bisnis pariwisata sehingga dapat menjangkau para pelancong di seluruh belahan dunia.
Destinasi Taman Wisata Candi Borobudur sudah menjadi bagian dari kerja sama pengelolaan e-ticketing dan akan menyusul kerja sama dengan destinasi wisata Ancol, kota tua, dan program Pemprov DKI Jakarta, Jakarta Smart City.
"Setidaknya hingga akhir tahun 2016, sebanyak 15 destinasi wisata dengan berbagai tema masuk dalam kerja sama pengelolaan e-ticketing dan ragam pelayanan kepariwisataan," kata Judi.
Sementara itu, CEO Group of Galasys Sean Seah Kok Wah mengungkapkan solusi platform Galasys telah diaplikasikan di Jepang, Malaysia, Tiongkok, dan segera direalisasikan di Indonesia.
"Galasys sejauh ini bermitra dengan 14 online travel agent (OTA) di Tiongkok yang menguasai 95 persen pasar OTA di sana, di antaranya Alitrip, Ctrip, Tuniu, dan Lumama," kata Sean.
Pada tahun 2015, kata dia, turis asal Tiongkok menyumbang 10 persen terhadap total wisatawan global.
"Sebanyak 80 persen dari turis Tiongkok yang berkunjung ke luar negeri melakukan transaksi pembelian tiket dan layanan perjalanan dengan sistem elektronik. Ini potensi besar yang bisa diarahkan untuk lebih banyak lagi masuk ke Indonesia," katanya.
Ia menyebutkan jumlah turis Tiongkok ke Indonesia pada tahun 2015 mencapai 1,5 juta wisatawan.
Sean berharap pada tahun 2016 bisa menjadi dua juta wisatawan. Selain itu, dengan solusi ini juga dapat memicu pertumbuhan wisatawan dari negara-negara lain di dunia.
Menurut dia, target jumlah wisatawan itu realistis karena Indonesia punya sejumlah modal berupa keramah tamahan penduduk, pesona alam, dan lainnya.
Telkom kembangkan "e-tourism" tingkatkan industri pariwisata
14 April 2016 21:32 WIB
Judi Achmadi (ANTARA FOTO/Paramayuda)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: