4 in 1 bukan solusi macet Jakarta
14 April 2016 18:55 WIB
Deretan kendaraan mengular saat pemberlakuan uji coba penghapusan sistem 3 in 1 di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (5/4). Pemerintah DKI Jakarta akan mengevaluasi uji coba penghapusan sistem 3in1 di ibukota yang dinilai tidak efektif mengatasi kemacetan. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah, menegaskan tidak akan memberlakukan 4 in 1 sebagai pengganti 3 in 1.
“Nggak ada 4 in 1, nanti makin banyak jokinya,” kata dia, usah rapat evaluasi uji coba penghapusan 3 in 1 di Kompleks Dinas Teknis Jakarta, Kamis (14/4).
Pemberlakuan 4 in 1 dia nilai akan menimbulkan masalah baru karena permintaan joki dalam sebuah kendaraan akan meningkat, dari 2 menjadi 3 orang.
Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa joki pun meningkat, misalnya dari Rp 60.000 menjadi Rp 100.000.
Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang menjadi joki hingga menimbulkan anak-anak yang enggan bersekolah.
“Repot khan,” kata dia.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, beberapa waktu lalu juga menyatakan tidak akan memberlakukan 4 in 1 karena secara tidak langsung menambah eksploitasi terhadap anak.
“Nggak ada 4 in 1, nanti makin banyak jokinya,” kata dia, usah rapat evaluasi uji coba penghapusan 3 in 1 di Kompleks Dinas Teknis Jakarta, Kamis (14/4).
Pemberlakuan 4 in 1 dia nilai akan menimbulkan masalah baru karena permintaan joki dalam sebuah kendaraan akan meningkat, dari 2 menjadi 3 orang.
Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa joki pun meningkat, misalnya dari Rp 60.000 menjadi Rp 100.000.
Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang menjadi joki hingga menimbulkan anak-anak yang enggan bersekolah.
“Repot khan,” kata dia.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, beberapa waktu lalu juga menyatakan tidak akan memberlakukan 4 in 1 karena secara tidak langsung menambah eksploitasi terhadap anak.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: