Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Komandan Korem 132/Tadulako, Kolonel Infantri Muhammad Saleh Mustafa, mengemukakan, untuk menangkap gembong teroris di Poso, Santoso bersama para pengikutnya membutuhkan dukungan dari masyarakat.

"Perlu ikhtiar, kerja keras, kerja sama dan sinergitas antara TNI dan Kepolisian Indonesia dengan masyarakat agar tujuan Operasi Tinombala menangkap Santoso dan pengikutnya bisa segera terwujud," kata Mustafa, kepada wartawan di sela penyambutan dia sebagai pejabat baru di Markas Korem 132/Tadulako, Palu, Kamis.

Sebelumnya, Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Agus Surya Bakti, melantik Kol Inf Mustafa menggantikan pejabat lama Kolonel Infantri Syaiful Anwar, yang gugur bersama 12 prajurit TNI lainnya dalam musibah kecelakaan helikopter TNI di Poso beberapa waktu lalu.


Mustafa berkualifikasi komando dan lama berkarir di Komando Pasukan Khusus TNI AD.



Santoso dan kawanannya sejak lama menjalankan taktik dan strategi gerilya. Dia keluar-masuk kampung-kampung dan hutan, dan tidak mau menyerah pada pemegang otoritas keamanan setempat.




Tidak kurang dari tiga batalion gabungan TNI dan polisi diterjunkan untuk membawa Santoso dan kawanannya ke depan hukum. Sampai kini upaya itu belum membuahkan hasil dari Operasi Tinombala itu.


"Saya akan segera menemui kepala Polda Sulawesi Tengah selaku pemimpin Operasi Tinombala untuk berkoordinasi terkait tugas ke depan agar operasi ini cepat selesai dan sukses," katanya.



Secara khusus, Bakti berpesan pada Mustafa agar berkoordinasi dengan Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi, untuk mengejar kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah di Poso, dalam Operasi Tinombala.




Mustafa otomatis menjadi wakil komandan Operasi Tinombala yang dipimpin Sufahriadi itu.

"Saya berharap agar ke depan nanti, tidak ada lagi kecelakaan dalam perburuan Santoso," kata Bakti.