Jakarta (ANTARA News) - "Manusia perahu itu tunggu kesempatan untuk mau balik lagi, kita biarin aja sampai kapan. Asal jangan ke darat untuk menduduki di situ lagi," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama alias Ahok, di Balai Kota Jakarta, Kamis.


"Manusia perahu" yang dimaksud adalah warga di Pasar Ikan, yang telah bermukim di sana dari generasi ke generasi sampai akhirnya digusur Ahok, Senin lalu (11/4). Masyarakat di pesisir laut sangat terbiasa dengan lingkungan pantai dan laut.




Sebagian warga bekas gusuran di tempat itu memilih tinggal di atas perahu-perahu yang selama ini menjadi alat mereka mencari nafkah sebagai nelayan kecil. Itulah sebabnya kemudian mereka dinamakan "manusia perahu".




"Dia bilang 'manusia perahu' mau ikut kerja di kawasan itu, tapi rusun Marunda ada kanal timur dan ada nelayan di Cilincing, Cakung. Maksud saya kalau profesinya nelayan, kenapa tidak pindah ke Marunda aja dekat," kata Ahok.




"Sudahlah jangan main sinetron, siapa yang menyengsarakan siapa. Dia yang di perahu menyengsarakan keluarganya," kata Ahok.

Pemprov DKI Jakarta memberikan solusi kepada warga yang telah bermukim sejak lama dan memiliki rumah tinggal di lingkungan RT 001, 002, 011 dan 012 di RW 04 Pasar Ikan untuk mendapatkan hunian layak di rusun Marunda dan Rawa Bebek.