Jambi (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Jambi mengirim sembilan personil ke Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, guna memantau aktivitas gunung tersebut yang saat ini berstatus waspada level II.

Kepala Kantor SAR Jambi Juanda Sodo, mengatakan bahwa personilnya sejak dua hari lalu sudah berada di gunung api tertinggi di Indonesia tersebut.

"Tujuan kita memantau aktivitas gunung mengingat sudah berstatus waspada level II dan sejak beberapa hari terakhir menyemburkan asap tebal hingga 900 meter," kata Juanda di Jambi, Rabu.

Selain itu, katanya, petugas SAR juga memberitahukan warga yang bermukim di sekitaran gunung tentang status gunung dan mengimbau warga untuk tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer.

Tidak hanya itu, lanjutnya, personil SAR yang diterjunkan juga mensurvei jalur-jalur evakuasi warga jika sewaktu-waktu gunung tertinggi di Sumatera tersebut meletus.

"Tapi sejauh ini masih aman, memang Senin (11/4) kemarin sempat menyemburkan asap tebal pekat dalam radius 900 meter, namun hari ini aktivitas gunung menurun. Semburan asap tetap ada namun ketinggiannya hanya 300 meter," katanya menjelaskan.

Tim SAR yang diterjunkan kata Juanda langsung memetakan jalur-jalur evakuasi, artinya tim SAR sebelum bencana sudah tanggap dalam mengambil tindakan.

Personil yang diterjunkan katanya juga membawa alat-alat bencana dalam melakukan pemantauan aktivitas gunung hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Dari laporan yang dia terima, aktivitas warga yang bermukim di kaki Gunung Kerinci tetap berjalan seperti biasa, tidak tampak kekhawatiran warga namun mereka tetap waspada.

Gunung api tertinggi di Indonesia itu sejak tiga hari menyemburkan asap dan abu dengan ketinggian 300-900 meter, masyarakat pun dilarang mendekati gunung dalam radius tiga kilometer dari bibir kawah.

Gunung Kerinci di Provinsi Jambi itu berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.

Gunung dengan ketinggian 3.805 (MDPL) itu dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra. Gunung ini tercacat tidak pernah meletus namun pernah terjadi erupsi pada tahun 2009 lalu.