Kibasan ekor hiu paus berbahaya
12 April 2016 10:53 WIB
Dokumentasi warga menyentuh mulut hiu paus (whale shark) di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (9/4/2016). Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia bersama komunitas di Gorontalo mengimbau warga yang berkunjung di lokasi penampakan hiu paus tidak menyentuh hewan tersebut karena dapat melukai dan mengakibatkan stres. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Gorontalo, Gorontalo (ANTARA News) - Peneliti dari Whale Shark Indonesia dan World Wild Fund for Nature (WWF), Casandra Tania, mengatakan, pengunjung wisata hiu paus (Rhincodon typus) harus berhati-hati, karena kibasan ekor mamalia laut itu berbahaya.
"Kibasan ekor yang besar dan kuat serta gesekan kulit hiu paus yang tajam harus diwaspadai pengunjung. Dengan banyaknya pengunjung dan kapal yang mendekat, hiu paus riskan stress dan terluka akibat benturan dengan kapal," ujarnya, Selasa.
Menurutnya interaksi tak ramah seperti menyentuh,memeluk hingga menunggangi hiu paus yang dilakukan wisatawan di Gorontalo itu ancaman serius yang harus segera diatasi.
Penyelam senior di Gorontalo, Rantje, membenarkan ancaman serius kibasan ekor hiu paus.
"Yang terkena kibasan ekor bisa tidak sadarkan diri atau terluka. Itu pentingnya wisatawan harus menjaga jarak dengan pengunjung. Bukan malah mendekati hiu dan memeluknya," ungkapnya.
Sebelumnya, kemunculan hiu paus hingga 10 ekor di perairan Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango menjadi obyek wisata.
Hingga Minggu (10/4) jumlah wisatawan mencapai ratusan orang, dengan perahu dan kapal yang tak beraturan di lokasi hiu.
Wawan Iko, instruktur penyelam yang secara rutin memantau aktivitas hiu di lokasi itu, mengungkapkan beberapa hiu telah luka di bagian bibir, punggung dan sirip.
Bahkan satu hiu terpantau telah memiliki 13 luka sayatan di samping ingsang, serta menunjukkan perilaku agresif.
Wisata Botubarani untuk sementara ditutup karena pemerintah memasang batas atau zona bagi pengunjung, sekaligus menyusun aturan berwisata dan berinteraksi dengan hiu paus.
"Kibasan ekor yang besar dan kuat serta gesekan kulit hiu paus yang tajam harus diwaspadai pengunjung. Dengan banyaknya pengunjung dan kapal yang mendekat, hiu paus riskan stress dan terluka akibat benturan dengan kapal," ujarnya, Selasa.
Menurutnya interaksi tak ramah seperti menyentuh,memeluk hingga menunggangi hiu paus yang dilakukan wisatawan di Gorontalo itu ancaman serius yang harus segera diatasi.
Penyelam senior di Gorontalo, Rantje, membenarkan ancaman serius kibasan ekor hiu paus.
"Yang terkena kibasan ekor bisa tidak sadarkan diri atau terluka. Itu pentingnya wisatawan harus menjaga jarak dengan pengunjung. Bukan malah mendekati hiu dan memeluknya," ungkapnya.
Sebelumnya, kemunculan hiu paus hingga 10 ekor di perairan Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango menjadi obyek wisata.
Hingga Minggu (10/4) jumlah wisatawan mencapai ratusan orang, dengan perahu dan kapal yang tak beraturan di lokasi hiu.
Wawan Iko, instruktur penyelam yang secara rutin memantau aktivitas hiu di lokasi itu, mengungkapkan beberapa hiu telah luka di bagian bibir, punggung dan sirip.
Bahkan satu hiu terpantau telah memiliki 13 luka sayatan di samping ingsang, serta menunjukkan perilaku agresif.
Wisata Botubarani untuk sementara ditutup karena pemerintah memasang batas atau zona bagi pengunjung, sekaligus menyusun aturan berwisata dan berinteraksi dengan hiu paus.
Pewarta: Debby Mano
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: