Infrastruktur destinasi wisata utama NTT dibenahi
10 April 2016 23:29 WIB
Wisatawan menikmati suasana matahari terbenam di Pantai Pasir Panjang, Kupang, NTT, Minggu (27/3/16). Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa United Nation World Tourism Organization (UNWTO) atau organisasi pariwisata dunia di bawah PBB telah menjadikan Indonesia sebagai percontohan pariwisata yang sukses. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Kupang (ANTARA News) - Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berbenah setelah ditetapkan sebagai destinasi utama nasional dan internasional untuk menyambut kedatangan wisatawan mancanegara.
"NTT tengah berbenah terutama di Labuan Bajo ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat yang miliki ikon internasional Komodo menyambut kedatangan wisatawan pascaditetapkan sebagai satu dari 10 destinasi utama pariwisata Indonesia bahkan internasional," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Minggu.
Pembenahan yang paling utama saat ini adalah rehab dan peningkatan infrastruktur seperti status jalan dan jembatan serta pelabuhan yang mendukung pengembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo dengan Komodonya, Ende dengan Danau Kelimutunya, Alor wisata snorkling, Larantuka di Flores Timur dengan wisata Rohaninya Samana Santa dan Lembata ikan pausnya serta masih banyak lagi destinasi lainnya.
Ia bahkan menyebut dalam rencana strategis Sektor Pariwisata Nasional, salah satu aspek yang paling utama dikembangkan di Nua Tenggara Timur menggunakan dana APBN adalah membangun pulau Komodo sebagai sebuah Destinasi Internasional, katanya.
Dia mengatakan untuk maksud tersebut, saat ini Kementerian Pariwisata sedang membangun infrastruktur jalan, bandara dan dermaga serta aset lainnya di sekitar Pulau Komodo sehingga membuka akses dan adanya kelancaran transportasi komunikasi dan interaksi bagi wisatawan ketika berkunjung ke destinasi itu.
Untuk sarana prasarana laut misalnya Kementerian Pariwisata membangun dermaha "Yatch" di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat sebagai wujud nyata dari penetapan Komodo sebagai salah satu dari 10 Destinasi utama di Indonesia dan destinasi internasional.
"Lebih dari itu pembangunan fasilitas ini untuk jangka panjang bagi Kemenpar RI berkaitan dengan target kedatangan 6.000 Yachters pada 2019 yang diperkirakan mendatangkan devisa mencapai Rp6 triliun," katanya.
Untuk itu katnaya perlu terus menerus dilakukan terobosan dan inovasi serta promosi intensif dan efektif terhadap potensi kekayaan alam yang ada dan dimiliki daerah-daerah seperti wisata alam, taman bawah laut, pantai terindah dan pulau-pulau yang ada di Tanah Air, termasuk yang ada di NTT.
"Kita sependapat bahwa potensi maritim kita bukan hanya istimewa, tapi terbaik di dunia, sehingga wajar dan perlu dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti sarana transportasi ke destinasi unggulan dan utama," katanya.
Ia mengatakan ditetapkan menjadi destinasi internasional, pada 2016 kata dia Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur masuk sepuluh kawasan wisata yang akan dikembangkan pemerintah bersama tempat wisata lain yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Wakatobi dan Morotai.
Sehingga selain APBN Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) juga melalui APBD harus terus membenahi kawasan itu dengan titik fokus pada infrastruktur, perhotelan dan sumber daya manusia untuk benar-benar menjadi daerah tujuan wisata dunia.
Menurut dia, aspek infrastruktur perlu terus ditingkatkan untuk memperlancar aksesibilitas menuju destinasi Taman Nasional Komodo (TNK), Perhotelan untuk akomodasi dan kenyamanan serta SDM untuk pelayanan yang cepat dan tepat dan sadar wisata di lokasi setempat.
Fokus pembenahan dari daerah ini kata dia, tidak berarti menggabaikan daerah lain di NTT yang juga memiliki obyek dan destinasi wisata yang tidak kalah menarik seperti Ende dengan Danau Kelimutunya, Alor dengan wisata Baharinya dan lainnya.
"Pulau Komodo hanya sebagai pintu masuk wisatawan nusantara dan mancanegara menuju destinasi lain di NTT, sehingga pembenahannya harus lebih fokus dan prioritas pada destinasi itu sendiri dengan aspek utamanya adalah infrastrutur, sarana prasarana perhotelan dan kesehatan serta sumber daya manusia," katanya.
"NTT tengah berbenah terutama di Labuan Bajo ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat yang miliki ikon internasional Komodo menyambut kedatangan wisatawan pascaditetapkan sebagai satu dari 10 destinasi utama pariwisata Indonesia bahkan internasional," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Minggu.
Pembenahan yang paling utama saat ini adalah rehab dan peningkatan infrastruktur seperti status jalan dan jembatan serta pelabuhan yang mendukung pengembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo dengan Komodonya, Ende dengan Danau Kelimutunya, Alor wisata snorkling, Larantuka di Flores Timur dengan wisata Rohaninya Samana Santa dan Lembata ikan pausnya serta masih banyak lagi destinasi lainnya.
Ia bahkan menyebut dalam rencana strategis Sektor Pariwisata Nasional, salah satu aspek yang paling utama dikembangkan di Nua Tenggara Timur menggunakan dana APBN adalah membangun pulau Komodo sebagai sebuah Destinasi Internasional, katanya.
Dia mengatakan untuk maksud tersebut, saat ini Kementerian Pariwisata sedang membangun infrastruktur jalan, bandara dan dermaga serta aset lainnya di sekitar Pulau Komodo sehingga membuka akses dan adanya kelancaran transportasi komunikasi dan interaksi bagi wisatawan ketika berkunjung ke destinasi itu.
Untuk sarana prasarana laut misalnya Kementerian Pariwisata membangun dermaha "Yatch" di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat sebagai wujud nyata dari penetapan Komodo sebagai salah satu dari 10 Destinasi utama di Indonesia dan destinasi internasional.
"Lebih dari itu pembangunan fasilitas ini untuk jangka panjang bagi Kemenpar RI berkaitan dengan target kedatangan 6.000 Yachters pada 2019 yang diperkirakan mendatangkan devisa mencapai Rp6 triliun," katanya.
Untuk itu katnaya perlu terus menerus dilakukan terobosan dan inovasi serta promosi intensif dan efektif terhadap potensi kekayaan alam yang ada dan dimiliki daerah-daerah seperti wisata alam, taman bawah laut, pantai terindah dan pulau-pulau yang ada di Tanah Air, termasuk yang ada di NTT.
"Kita sependapat bahwa potensi maritim kita bukan hanya istimewa, tapi terbaik di dunia, sehingga wajar dan perlu dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti sarana transportasi ke destinasi unggulan dan utama," katanya.
Ia mengatakan ditetapkan menjadi destinasi internasional, pada 2016 kata dia Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur masuk sepuluh kawasan wisata yang akan dikembangkan pemerintah bersama tempat wisata lain yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo, Mandalika, Wakatobi dan Morotai.
Sehingga selain APBN Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) juga melalui APBD harus terus membenahi kawasan itu dengan titik fokus pada infrastruktur, perhotelan dan sumber daya manusia untuk benar-benar menjadi daerah tujuan wisata dunia.
Menurut dia, aspek infrastruktur perlu terus ditingkatkan untuk memperlancar aksesibilitas menuju destinasi Taman Nasional Komodo (TNK), Perhotelan untuk akomodasi dan kenyamanan serta SDM untuk pelayanan yang cepat dan tepat dan sadar wisata di lokasi setempat.
Fokus pembenahan dari daerah ini kata dia, tidak berarti menggabaikan daerah lain di NTT yang juga memiliki obyek dan destinasi wisata yang tidak kalah menarik seperti Ende dengan Danau Kelimutunya, Alor dengan wisata Baharinya dan lainnya.
"Pulau Komodo hanya sebagai pintu masuk wisatawan nusantara dan mancanegara menuju destinasi lain di NTT, sehingga pembenahannya harus lebih fokus dan prioritas pada destinasi itu sendiri dengan aspek utamanya adalah infrastrutur, sarana prasarana perhotelan dan kesehatan serta sumber daya manusia," katanya.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: