PBNU-Inggris kerja sama tanggulangi terorisme
8 April 2016 21:55 WIB
Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj (kanan) berbincang dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik (kedua kiri) sebelum penandatanganan nota kesepahaman antara Kedubes Inggris dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (8/4/2016). Nota kesepahaman tersebut berisi tentang deradikalisasi, pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan yang dimaksudkan agar kedua belah pihak bisa saling belajar dan berdiskusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pemerintah Kerajaan Inggris bekerja sama dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Kesepakatan kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat.
"Kita harus bekerja bersama untuk melawan dan menghapuskan terorisme dan risiko ekstremisme," kata Azzam yang sempat mengikuti shalat Jumat di Masjid An-Nahdlah di Gedung PBNU itu.
Azzam mengatakan secara G to G atau antarpemerintah, Inggris sudah bekerja sama dengan Indonesia di dalam penanggulangan terorisme. Namun, menurut dia, kerja sama dengan kelompok masyarakat pun perlu dilakukan.
Lelaki keturunan Pakistan itu menilai bahwa Indonesia bisa menjadi model dan teladan dalam membangun toleransi dan persatuan. Indonesia juga memiliki peran yang penting dalam menciptakan perdamaian dunia.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan kerja sama itu penting untuk menyamakan persepsi tentang terorisme dan radikalisme.
Menurut dia, kerja sama perlu ditingkatkan karena masalah yang dihadapi dunia saat ini begitu rumit dan saling terkait.
Di dalam menghadapi paham radikal, menurut Said Aqil, NU sendiri giat mempromosikan Islam Nusantara yang di dalamnya mencakup pula prinsip yang menggandengkan keislaman dengan nasionalisme.
Untuk mempromosikan Islam Nusantara, PBNU akan menggelar pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat pada Mei nanti yang akan dihadiri oleh 40 pemimpin Islam moderat.
Kesepakatan kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat.
"Kita harus bekerja bersama untuk melawan dan menghapuskan terorisme dan risiko ekstremisme," kata Azzam yang sempat mengikuti shalat Jumat di Masjid An-Nahdlah di Gedung PBNU itu.
Azzam mengatakan secara G to G atau antarpemerintah, Inggris sudah bekerja sama dengan Indonesia di dalam penanggulangan terorisme. Namun, menurut dia, kerja sama dengan kelompok masyarakat pun perlu dilakukan.
Lelaki keturunan Pakistan itu menilai bahwa Indonesia bisa menjadi model dan teladan dalam membangun toleransi dan persatuan. Indonesia juga memiliki peran yang penting dalam menciptakan perdamaian dunia.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan kerja sama itu penting untuk menyamakan persepsi tentang terorisme dan radikalisme.
Menurut dia, kerja sama perlu ditingkatkan karena masalah yang dihadapi dunia saat ini begitu rumit dan saling terkait.
Di dalam menghadapi paham radikal, menurut Said Aqil, NU sendiri giat mempromosikan Islam Nusantara yang di dalamnya mencakup pula prinsip yang menggandengkan keislaman dengan nasionalisme.
Untuk mempromosikan Islam Nusantara, PBNU akan menggelar pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat pada Mei nanti yang akan dihadiri oleh 40 pemimpin Islam moderat.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: