Dalam pameran yang berlangsung pada 8-10 April, pengunjung diajak memahami berbagai bidang pekerjaan polisi yang selama ini bisa jadi belum banyak diketahui masyarakat.
"Kita lebih dekat dengan masyarakat, terus masyarakat familier dengan tugas-tugas polisi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal pada Antara News saat ditemui di area pameran, Jumat.
Setiap booth yang mewakili satuan kerja polisi memamerkan alat-alat yang dipakai mereka dalam bertugas.
Booth Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) punya beberapa tugas yang meliputi kedokteran forensik, kesehatan masyarakat dan kesehatan internal personel Polda Metro Jaya.
"Salah satu tugas kami adalah mengidentifikasi jenazah korban bencana massal," kata Bintara Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Lia Anggrainy.
Biddokkes juga bertugas mengotopsi jenazah kasus pidana, memeriksa kesehatan tahanan, mendeteksi dini narkoba juga mengecek keamanan makanan dari bahan berbahaya seperti zat arsenik dan formalin.
Di booth INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System), ada alat pendeteksi sidik jari yang bisa dicoba para pengunjung.
Cukup menyentuhkan sidik jari di jempol dan telunjuk, identitas si pemilik sidik jari akan terpampang di alat yang menyimpan data penduduk dari e-KTP. Alat ini dapat berfungsi untuk membantu mengidentifikasi korban atau pelaku.
Sementara itu, booth Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) memamerkan alat pendeteksi kebohongan yang beroperasi dengan cara memantau kondisi pernafasan dada, pernafasan perut, kelenjar keringat dan tekanan darah si pelaku.
Pameran ini juga mempromosikan penerimaan anggota Polri yang dibuka hingga 30 April 2016.
Para pengunjung juga dapat membeli merchandise bertuliskan "Turn Back Crime" dalam bentuk polo shirt, kemeja, jaket, pemantik api hingga jam tangan.
Ajang ini pun dimanfaatkan pengunjung untuk mengabadikan diri berfoto dengan para polisi berseragam variatif.