Makassar (ANTARA News) - Presiden RI periode 2001-2004, Megawati Soekarnoputri, menilai bangsa asing lebih menghargai perjuangan dan jasa-jasa Soekarno (Bung Karno), ayahnya yang juga Presiden RI 1945-1966 dan Proklamator Kemerdekaan RI, dibanding bangsa dan negaranya sendiri. "Saya kok tidak habis pikir, kenapa ya orang, bangsa asing lebih menghargai bapak saya daripada bangsanya sendiri?," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) itu, disela-sela pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar, Jumat. Megawati mengatakan, Soekarno telah diinjak-injak di negerinya sendiri, sementara itu di negara orang lain namanya harum, dan diakui sebagai pahlawan nasional, bahkan internasional, terutama bagi bangsa dan negara Asia, serta Afrika. Dia juga mencontohkan, sosok Syech Yusuf yang menjadi pahlawan nasional di Afrika Selatan (Afsel). "Padahal, Syech ini adalah orang Indonesia asal Sulawesi Selatan. Dia dijadikan pahlawan Afrika, habis di sini dia tidak diangkat sebagai pahlawan," ujar Wakil Presiden RI periode 1999-2001 itu. Dalam acara memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 PDIP itu, Megawati menuturkan kisahnya saat berkunjung ke Afrika Selatan tatkala masih mejabat sebagai Presiden RI. Di Afrika, ia mengemukakan, sempat bertemu dengan keturunan Syech Yusuf yang tinggal di suatu perkampungan yang sangat jauh dari kota, dan bernama "Kampong Makassar." Para keturunan ulama besar dari Makassar itu meminta kepada Megawati, agar dipersatukan kembali dengan saudara-saudara mereka yang menetap di Sulsel, dan mereka juga mengaku sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang tidak melupakan kampung halaman kakek buyutnya, Syech Yusuf. "Mereka itu bangga dengan Syech Yusuf, beberapa kerabat yang tinggal dalam satu perkampungan itu merasakan kedamaian dan semangat ulama besar itu akan selalu terpatri di hati mereka saat membaca kitab gundul tulisan tangan Syech Yusuf yang hingga saat ini menjadi pedoman bila terjadi perselisihan di antara para cucu Syech," ujar Megawati. Bahkan, Megawati mengatakan, sempat pusing lantaran banyak pihak yang memberikan janji kepada para cucu Syech Yusuf ini, namun dirinya merasa bersyukur, karena janji-janji tersebut terealisasi setelah meminta bantuan kepada Presiden Afsel, Tabo Mbeki. Para cucu Syech Yusuf itu meminta Megawati, agar dipertemukan dengan keluarganya di Sulsel, meminta lokasi perkampungan tempat di mana mereka tinggal, agar memiliki status administratif, minta Syech Yusuf diangkat sebagai pahlawan Afrika, serta menjadikan mushallah yang terletak di tengah-tengah perkampungan mereka sebagai mesjid. "Saya membiayai pembangunan mesjid mereka itu dari uang pribadi saya. Bangunannya terbuat dari kayu yang didatangkan dari Jepara. Kalau tidak percaya, boleh lihat, jalan-jalan ke sana," ujarnya. Bahkan, ia mengemukakan, sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan orang Afrika, makam Syech Yusuf dianggap keramat bagi muslim Afrika. "Saya juga tidak habis pikir, kenapa orang-orang kita itu lebih dihargai pihak asing," kata Megawati. Ia pun menambahkan, "Saya ini mantan Presiden dan Wakil Presiden. Secara administratif, saya memiliki uang pensiun negara, tapi disuruh pilih, uang pensiun Presiden atau Wakil Presiden."