Jakarta (ANTARA News) - Tiongkok yang menjadi pemborong terbesar rumput laut di Asia asal Indonesia diharapkan berinvestasi dan membangun pabrik pengolahan rumput laut di dalam negeri.




"Terus terang, Tiongkok menguasai 70 persen rumput laut ekspor asal Indonesia. Mereka mengolahnya menjadi karagenan," ujar Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.




Disampaikan Rochim, Tiongkok memiliki industri penghasil karagenan yang kuat, sehingga jika berinvestasi di dalam negeri, banyak manfaat yang akan dirasakan.




Rochim memaparkan, karagenan merupakan rumput laut berbentuk bubuk, yang kerap menjadi campuran dalam panganan sehari-hari seperti sosis nuget ayam, roti dam campuran bumbu.




"Potensi pengembangannya sangat besar di Indonesia. Sehingga kami dorong terus untuk industri pengolahannya masuk," ujar Rochim.




Menurut data Kementerian Perdagangan, Tiongkok termasuk dalam tiga negara di Asia yang memborong rumput laut produksi dalam negeri dengan nilai kontrak hingga 58 juta dollar AS atau senilai Rp782,71 miliar, disusul Malaysia dan Singapura.




Transaksi pembelian rumput laut kering ini dibeli oleh tiga importir asal Tiongkok, yakni Green Fresh Foodstuff Co. Ltd, Xiamen DSC Import & Export Co. Ltd, dan Fujian Province LVQI Food Colloid Co. Ltd dari PT Phoenix Jaya dengan total nilai kontrak sebesar 24,6 juta dollar AS.




Selain itu, pembelian dari Shanghai Brilliant Gum Co. Ltd atas produk rumput laut PT Rika Rayhan Mandiri sebesar 24 juta dollar AS.