Panama City (ANTARA News) - Pengacara Panama yang menjadi pusat skandal kebocoran data yang mempermalukan para pemimpin dunia mengatakan hari ini bahwa firma hukum Mossack Fonseca adalah korban peretasan dari luar perusahaan. Firma hukumnya ini telah mengajukan gugatan di pengadilan Panama.

Pengacara yang juga pendiri Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, mengatakan firma hukumnya yang berspesialisasi diri mendirikan perusahaan-perusahaan berbasis di luar negeri (perusahaan offshore), tidak melanggar hukum dan semua operasinya legal.

Dalam wawancara dengan Reuters, dia menegaskan bahwa firma hukumnya tidak pernah menghancurkan dokumen atau membantu orang menghindari pajak atau pencucian uang.

Menurut dia, ekstrak-ekstrak email perusahaan firma hukum yang disiarakan oleh Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) dan organisasi media lainnya telah disalahgunakan dan ditafsirkan salah.

"Kami mengesampingkan kerjaan orang dalam. Ini bukan bocoran. Ini peretasan," kata Fonseca (63) di markas besarnya di pusat keuangan Panama City. "Kami punya sebuah teori dan kami tengah mengikutinya," kata dia tanpa mengelaborasinya.

"Kami sudah mengajukan gugatan kepada Kejaksaan Agung, dan ada sebuah lembaga pemerintah yang menyelidiki masalah ini," sambung dia. "Email-email itu telah disalahtafsirkan".

Dia mengeluhkan apa yang disebutnya aktivisme dan sensasionalisme jurnalistik, sebaliknya membanggabanggakan riset investigatif yang dia lakukan sebagai seorang novelis di Panama. Dia khawatir pesaing bisnisnya menjadi lebih kuat setelah skandal dokumen bocor ini.

"Satu-satunya kejahatan yang terbuktikan adalah peretasan. Tidak ada yang berbicara soal ini. Itu teorinya," kata Fonseca.

Dia mengatakan perusahaan hukumnya ini memiliki staf sekitar 500 orang yang 300 orang di antaranya bekerja di Panama. Ironisnya dia enggan mengungkapkan cabang-cabang dan afiliasi-afiliasinya di luar Panama.

Menurut dia, mendirikan sebuah perusahaan di luar negeri menelan dana sekitar 700-1.000 dolar AS, yang sebagian fee akan disetorkan kepada pemerintah. Mossack Fonseca sejauh ini telah mendirikan 250.000 perusahaan dan sejenisnya dalam kurun 40 tahun terakhir.

Prancis bersumpah untuk memasukkan Panama dalam daftar hitam jurisdiksi pajak yang tidak kooperatif.

Sebaliknya, Alvaro Aleman, kepala staf Presiden Panama Juan Carlos Varela, menegaskan akan mengambil langkah yang sama kepada Prancis atau negara lain yang mengikuti jejak Prancis.

"Ini adalah badai tropis, seperti biasa terjadi di Panama yang hilang begitu sinar mentari muncul," kata Fonseca. "Saya jamin Anda tidak akan mendapati kami bersalah untuk apa pun."