Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia menilai kasus tabrakan antara pesawat Batik Air dan Trans Nusa di Bandara Halim Perdanakusuma menunjukkan masih adanya kecerobohan dalam pengelolaan penerbangan di Indonesia.

"Secara sekilas kejadian ini membuktikan di bandara yang biasa dipakai oleh VVIP, ternyata kecerobohan pelaksana lapangan masih kerap ditemukan," kata Yudi Widiana di Jakarta, Selasa.

Politisi PKS itu mengingatkan bahwa sejumlah pihak seperti otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (FAA) juga masih memandang pengelolaan bandara masih banyak yang tidak sesuai dengan standar yang ada.

Untuk itu, ujar dia, sudah seharusnya terdapat penataan dari berbagai aspek terkait penerbangan mulai dari pihak regulator, operator bandara, operator maskapai, serta pihak navigasi udara. Sebagaimana diwartakan, sebanyak 33 penumpang Batik Air yang terdampak akibat tabrakan dengan pesawat Transnusa telah diterbangkan melalui Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Direktur Utama Lion Group Edward Sirait dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa mengatakan 10 penumpang lainnya membatalkan penerbangan dan enam penumpang tetap melakukan penerbangan melalui Bandara Halim Perdanakusuma Selasa (5/4) sore ini.

"Dari total 49 penumpang, 33 penumpang sudah diterbangkan lewat Bandara Soekarno-Hatta tadi pagi setelah mendapatkan penginapan dan transportasi," katanya.

Untuk penumpang yang membatalkan penerbangan, Edward mengatakan telah mengembalikan uang tiket (refund) seluruhnya.

Meskipun seluruh penumpang selamat, dia mengatakan terdapat tiga penumpang yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami trauma atau "shock".

Sebelumnya, terjadi insiden tabrakan antara Pesawat Batik Air dan Transnusa pada Senin (4/4) pukul 19.55 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Pada saat pesawat Batik air sedang lepas landas pada saat yang bersamaan terdapat pesawat Transnusa yang berada di run way yang sedang "di-towing" (ditarik) menuju hanggar," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub JA Barata.

Dia menjelaskan pesawat Transnusa jenis ATR registrasi PK-TNJ dengan pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 registrasi PK-LBS rute HLP-UPG (ujung pandang).

Lebih lanjut Barata menuturkan ATR rusak pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri, sedangkan pada pesawat batik rusak pada bagian ujung sayap sebelah kiri.

"Tidak terdapat kerugian/korban jiwa pada kecelakaan ini. Semua penumpang dan kru pesawat pesawat dapat dievakuasi dengan selamat," katanya.